JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Menteri HAM Bantah Tuduhan Presiden Prabowo Alergi Demo

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 12 Maret 2025 | 14:05 WIB
Menteri HAM Natalius Pigai. (SinPo.id/Ashar)
Menteri HAM Natalius Pigai. (SinPo.id/Ashar)

SinPo.id - 

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai membantah tuduhan mantan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo (Mendiktisaintek) Soemantri Brodjonegoro yang menyebut Presiden Prabowo Subianto alergi dengan demonstrasi. Bahkan, Pigai menganggap, pernyataan Satryo tak usah dipercaya. 

"Kalau pernyataan sepihak, enggak usah percaya. Nggak usah percaya sepanjang tidak ada cover both side,  nggak usah percaya," kata Pigai di Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025.

Mantan Komisioner Komnas HAM ini mengaku sudah puluhan tahun mengikuti perjalan politik Prabowo, dan Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak memiliki masalah, apalagi alergi dengan demonstrasi.  

"Saya adalah bagian dari perjalanan politik Presiden Prabowo. Pagi, siang, sore, malam serang kita habis-habisan. Ada nggak kami melaporkan satu orang saja? Kami nggak pernah, biasa saja," ujar Pigai.

Lagi pula, sambung Pigai, demonstrasi, menyampaikan pendapat di muka umum atau biasa disebut parlemen jalanan, telah dijamin oleh konstitusi. Karena itu, tegas dia, sangat tidak tepat tuduhan Satryo terhadap Presiden Prabowo tersebut. 

"Demonstrasi kan parlemen jalanan. Ya boleh dong. Emang kenapa nggak boleh? Alergi? Kok alergi?" tanya Pigai. 

Sebaliknya, pemerintahan Prabowo justru memberi perhatian penuh terhadap pihak-pihak yang menjadi korban kriminalisasi. Buktinya, pemerintah memberikan amnesti kepada sejumlah tahanan politik.

"Lihat saja orang yang demonstrasi. Zaman lalu ditahan, dihukum di peradilan. Sekarang kami bebaskan mereka, amnesti," kata Pigai.

Sebelumnya, mantan Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengungkapkan kisah di balik pemecatannya dari KabinetMerah Putih pada 19 Februari 2025.

Menurut Satryo, rentetan demonstrasi yang terjadi di kantornya serta aksi mahasiswa terkait kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi faktor utama yang menyebabkan dirinya kena reshuffle.

Satryo mengisahkan bahwa pada malam sebelum pencopotannya, ia didatangi Sekretaris Kabinet (Seskab), Teddy Indra Jaya.

"Selasa malam, 18 Februari, sekitar pukul 22, Mayor Teddy datang ke rumah saya," ujar Satryo dalam wawancara eksklusif dengan sebuah media massa yang videonya ditayangkan di Youtube.

Dalam pertemuan itu, Teddy menyampaikan bahwa demonstrasi yang terjadi di Kantor Kemendiktisaintek pada 20 Januari 2025 serta aksi mahasiswa terkait UKT pada 17-18 Februari, dianggap sebagai kesalahan fatal.

"Beliau mengatakan bahwa saya telah melakukan kesalahan fatal karena dua demo tersebut," kata Satryo.

Menurut Satryo, Teddy juga menyebut bahwa Presiden Prabowo  tidak menyukai adanya demonstrasi. Apalagi unjuk rasa yang berpotensi menimbulkan kegaduhan di tengah pemerintahan.

"Pak Presiden itu alergi terhadap demo, kata Mayor Teddy. Jika ada demo, itu dianggap sebagai kegaduhan dan membuat suasana tidak kondusif," urai Satryo.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI