BNPB Imbau Pemkab Sukabumi Waspadai Cuaca Ekstrem Pekan Depan

Laporan: Khaerul Anam
Minggu, 09 Maret 2025 | 13:52 WIB
Ilustrasi dampak banjir di Sukabumi. (SinPo.id/dok. Kemen PU)
Ilustrasi dampak banjir di Sukabumi. (SinPo.id/dok. Kemen PU)

SinPo.id - Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pascabencana banjir dan longsor. Karena itu, disarankan agar dilaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC). Potensi cuaca ekstrem diprediksi terjadi pada 10-20 Maret nanti. 

"Sukabumi ini sangat khusus, kalau nanti akan dilakukan OMC dan Bupati berkeinginan, saya akan meminta BMKG untuk menganalisis khusus Sukabumi, wilayah mana yang bahaya," kata Suharyanto saat meninjau lokasi terdampak bencana di Sukabumi, dalam keterangannya, Minggu, 9 Maret 2025. 

Suharyanto menjelaskan, saat ini disiagakan 4 pesawat untuk melakukan OMC di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Hal ini untuk mengantisipasi potensi bahaya banjir longsor merujuk prakiraan cuaca pada periode waktu 10-20 Maret nanti.

Adapun data BNPB  per 7 Maret 2025, tercatat sebanyak 155 rumah terdampak banjir, 1 rumah rusak berat. Sedangkan tanah longsor, menyebabkan 6 unit rumah mengalami rusak, 8 rusak sedang, 9 rusak ringan, dan 18 terdampak.

Di samping tempat tinggal, kerusakan juga terjadi pada jembatan dengan rusak berat 3 unit, rusak sedang 3. Pantauan di lapangan juga menyebutkan rumah terancam 26 unit. Dalam penanganan darurat banjir dan longsor, Suharyanto telah menugaskan personelnya untuk memberikan pendampingan kepada BPBD setempat.

Suharyanto meminta Kodim mengerahkan personel di lapangan untuk membantu BPBD dan unsur terkait dalam pembersihan sampah banjir. Jika masih terjadi genangan, perugas perlu memompa air agar cepat surut.

Terkait dengan bantuan makanan, Suharyanto memberikan masukan kepada pemerintah setempat untuk mengkaji teknis operasional antara dapur umum atau distribusi paket sembako kepada warga terdampak. 

Selain itu, Suharyanto meminta Pemda  mendata jumlah keluarga yang rumahnya rusak. Dimana,  lahan harus disiapkan oleh pemda, sedangkan rumah warga yang rusak sedang dan ringan, dana stimulan akan diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Untuk jembatan Cidadap yang menghubungkan Desa Cidadap dan Loji, Suharyanto mengatakan, jembatan darurat atau bailey akan dibangun terlebih dahulu. Baru setelah lebaran, Kementerian PU akan membangun jembatan permanen.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI