Sabtu, 15 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
04:30
Subuh
04:40
Zuhur
12:02
Ashar
15:11
Magrib
18:06
Isya
19:15

MITI Harap Petani Dilibatkan secara Aktif dalam Program Food Estate

Laporan: Firdausi
Jumat, 07 Maret 2025 | 16:44 WIB
Ilustrasi petani sedang menanam padi (SinPo.id/ Dok. Kementan)
Ilustrasi petani sedang menanam padi (SinPo.id/ Dok. Kementan)

SinPo.id - Peneliti Bidang Pertanian Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Pujiatmoko menyarankan pemerintah untuk melibatkan petani secara aktif dalam program lumbung pangan (food estate). Caranya, yaitu mensinergikan dan menyediakan sarana penunjang peningkatan produksi pertanian.

"Petani kecil harus dilibatkan lebih aktif dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan, bukan sekadar menjadi pekerja. Keterlibatan petani dalam hasil keuntungan pertanian sangat penting untuk memastikan keberhasilan program Food Estate," ujar Pujiatmoko di Jakarta, Jumat, 7 Maret 2025. 

Mantan Atase Pertanian Tokyo ini menyampaikan, program food estate, sebagai salah satu proyek strategis nasional 2025-2029, harus ditempatkan sebagai program besar yang dapat menampung beragamnya hasil pertanian. Karena, sangat tidak tepat bila hanya menyeragamkan hasil pertanian pada satu komoditas berskala besar. 

"Selain karena kebutuhan masyarakat terhadap produk pertanian sangat beragam, sistem monokultur juga memiliki sejumlah risiko," tuturnya. 

Pujiatmoko menjelaskan, monokultur dapat merugikan ketahanan pangan jangka panjang karena rentan terhadap fluktuasi pasar dan ancaman penyakit. Karenanya, diversifikasi komoditas pangan dan penerapan teknologi ramah lingkungan harus menjadi bagian integral dari pengelolaan kawasan pangan.

Untuk itu, produk food estate harus berjalan sesuai dengan kebutuhan lokal. Perencanaan dan implementasi harus melibatkan petani serta masyarakat setempat. Hal ini penting agar kebijakan yang diterapkan benar-benar mencerminkan kondisi dan potensi wilayah tersebut.

"Selain urusan kerjasama dengan petani, untuk menyukseskan program food estate ini Pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur penunjang produksi pertanian yang lebih baik. Infrastruktur yang buruk menghambat distribusi dan akses petani ke pasar. Oleh karena itu, prioritas utama harus diberikan pada pembangunan jalan, sistem irigasi yang efisien, dan fasilitas penyimpanan yang memadai untuk mendukung keberhasilan program," kata Pujiatmoko.

Pujiatmoko menambahkan, Pemerintah juga harus memastikan skema pendanaan yang transparan dan mudah diakses oleh petani kecil. Pemberian kredit berbunga rendah dan skema pembiayaan yang jelas akan sangat membantu meningkatkan partisipasi petani dalam program ini.

"Sistem monitoring berbasis data harus dibangun untuk memastikan efektivitas kebijakan dan penyesuaian yang cepat terhadap masalah yang muncul. Evaluasi yang transparan dan terstruktur akan memastikan keberlanjutan program ini," tukasnya.

BERITALAINNYA