Pimpinan MPR Kecam Tindakan Israel yang Larang Masuknya Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 04 Maret 2025 | 11:57 WIB
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW). (SinPo.id/Tim Media)
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW). (SinPo.id/Tim Media)

SinPo.id - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengecam keras tindakan Israel yang kembali melanggar perjanjian gencatan senjata dengan melarang masuknya segala jenis bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan obat-obatan ke Gaza, Palestina.

Menurutnya, hal itu merupakan tindakan genosida terhadap warga Gaza. Sehingga ia mengingatkan kepada tiga negara mediator untuk memyelamatkan gencatan senjata hingga tahapan terakhir.

“Ketidakbijakan Israel tersebut kembali menunjukkan bagaimana Israel secara terang-terangan melanggar kesepakatan yang sudah disepakati bersama masyarakat internasional yang diwakili oleh tiga mediator ; AS, Mesir dan Qatar," kata HNW, dalam keterangan persnya, Selasa 4 Fenruari 2025.

"Serta kembali melanggar hukum internasional dengan menghadirkan kembali genosida dengan potensi bencana kelaparan di Gaza, Palestina," imbuhnya.

Tak hanya itu, selama gencatan senjata berlangsung, Israel masih terus melancarkan serangan ke Gaza. Akibatnya 115 warga Palestina tewas dan 490 orang lainnya mengalami luka-luka akibat dari serangan Israel.

Oleh karena itu, HNW berharap pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dapat mengambil langkah yang konkret untuk berkoordinasi dan berkolaborasi dengan negara-negara sahabat di PBB yang mendukung resolusi terakhir SU PBB.

“Sikap arogan Israel ini hanya dapat dihentikan apabila dunia internasional (terutama dunia Arab dan negara-negara anggota OKI) bersatu sungguh-sungguh membantu terlaksananya gencatan senjata di Gaza, Palestina, dan mengambil langkah yang konkret agar AS tidak mendukung Israel yang membangkang gencatan senjata," tuturnya.

Selain itu, kata HNW, pemerintah Indonesia perlu menyatakan sikap penolakan secara tegas, dan bekerja sama dengan negara-negara OKI, terutama yang berbatasan langsung dengan Gaza seperti Mesir agar berupaya untuk membuka pintu perbatasan untuk masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

"Agar tidak terjadi genosida dan bencana kemanusiaan di mana warga Gaza berpuasa di bulan Ramadan, tapi tidak lagi dapat berbuka maupun sahur karena distop-nya akses bantuan kemanusiaan seperti bahan makanan dan minuman untuk dapat masuk kembali ke Gaza,” pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI