Kemenkes Ajak Masyarakat Kampanye GIATKAN untuk Lawan TBC

Laporan: Sigit Nuryadin
Sabtu, 01 Maret 2025 | 22:52 WIB
Ilustrasi TBC (SinPo.id/ Pixabay)
Ilustrasi TBC (SinPo.id/ Pixabay)

SinPo.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan kampanye Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata (GIATKAN), sebuah inisiatif yang bertujuan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya eliminasi penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia.

Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes, Yudhi Pramono menjelaskan, kampanye ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengakhiri TBC dengan melibatkan kolaborasi lintas sektor dan partisipasi seluruh masyarakat. 

Menurut dia, eliminasi TBC bukanlah tugas tenaga kesehatan semata, tetapi membutuhkan keterlibatan aktif dari seluruh pihak, mulai dari deteksi dini hingga dukungan sosial bagi pasien.

"Upaya eliminasi TBC harus melibatkan semua elemen masyarakat, bukan hanya tenaga kesehatan. Dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, serta dukungan sosial kepada pasien, kita bisa mengakhiri TBC di Indonesia," kata Yudhi Pramono dalam keterangannya, Sabtu, 1 Maret 2025.

Dia mengatakan, peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) yang diperingati setiap 24 Maret menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen nasional dalam mengatasi masalah TBC. 

Kemenkes pun, kata Yudhi, mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam kampanye ini, dengan memanfaatkan berbagai saluran media sosial, menggunakan tagar #GIATKAN2025 dan #YesWeCanEndTB untuk meningkatkan kesadaran bersama.

"Selain kampanye melalui media sosial, kami juga mengadakan berbagai kegiatan edukasi di tingkat nasional dan daerah, termasuk mobilisasi deteksi dini TBC dan integrasi layanan pencegahan serta pengobatan di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia," ungkap dia. 

Lebih jauh, dia mengungkapkan, kampanye GIATKAN ini juga mendukung inisiatif pemerintah dalam mengimplementasikan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC, yang menekankan pentingnya pendekatan lintas sektor untuk mengakhiri penyakit ini. 

Yudhi juga mengimbau masyarakat untuk mendukung deteksi dini, penemuan kasus aktif, serta terapi pencegahan TBC (TPT) yang terintegrasi dengan sistem kesehatan yang ada.

"Kami ingin menghilangkan stigma terhadap penderita TBC melalui edukasi yang intensif, baik di kalangan keluarga maupun masyarakat luas, serta memastikan pengobatan pasien sampai tuntas," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI