Dukung BPI Danantara, Okta Kumala: Langkah Tepat Dorong Ekonomi Digital

SinPo.id - Anggota DPR RI Fraksi PAN Okta Kumala Dewi mendukung penuh peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Pembentukan BPI Danantara diyakini menjadi langkah penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Peluncuran BPI Danantara oleh Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah yang sangat strategis dalam memperkuat fondasi ekonomi Indonesia ke depan. Saya mendukung langkah ini," kata Okta dalam keterangannya, Jakarta, Rabu, 27 Februari 2025.
Legislator dari Fraksi PAN itu bahkan menyebut BPI Danantara sebagai instrumen strategis untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam meningkatkan investasi. Termasuk, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.
"BPI Danantara tidak hanya akan menjadi pengelola investasi yang efektif, tetapi juga akan berperan dalam menciptakan ekosistem investasi yang sehat, yang pada gilirannya akan membuka lebih banyak lapangan kerja dan mempercepat pembangunan sektor-sektor vital, termasuk teknologi digital," ujar Okta.
Anggota Komisi I DPR RI yang bermitra dengan Kementerian Komunikasi dan digital (Kemkomdigi) itu juga memberikan perhatian khusus terhadap prioritas BPI Danantara yang mencakup pembangunan pusat data dan pengembangan kecerdasan buatan (AI).
"Sebagai anggota Komisi I, saya mendukung sepenuhnya inisiatif pembangunan pusat data dan pengembangan AI yang menjadi bagian dari program utama Danantara. Pembangunan sektor ini tidak hanya akan menguatkan infrastruktur digital Indonesia, tetapi juga meningkatkan daya saing Indonesia dalam ekonomi digital global," ucap dia.
Wakil Rakyat Dapil Banten III itu menjelaskan bahwa kecerdasan buatan (AI) merupakan salah satu teknologi yang memiliki potensi besar dalam membawa Indonesia menuju kemajuan di berbagai sektor.
"Berdasarkan proyeksi, AI diperkirakan akan menyumbang sekitar USD366 miliar pada PDB Indonesia di tahun 2030. Teknologi ini akan membantu meningkatkan produktivitas dan membuka peluang baru di berbagai sektor, mulai dari industri kreatif hingga pendidikan," kata Okta.
Potensi besar AI juga telah diperkirakan oleh berbagai lembaga internasional. McKinsey Global Institute memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, AI dapat menyumbang sekitar USD15,7 triliun terhadap perekonomian global.
Peningkatan produktivitas yang digerakkan oleh AI diperkirakan mencapai USD6,6 triliun. Sementara konsumsi akan meningkat sebesar USD9,1 triliun.
"AI adalah teknologi yang akan sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi kita. Oleh karena itu, pengembangan sektor ini harus menjadi salah satu prioritas yang kita kawal bersama," kata Okta.
Lebih lanjut, Okta menyatakan bahwa AI memiliki dampak besar terhadap dunia kerja. "Saat ini, sekitar 92 persen tenaga kerja di Indonesia sudah mulai mengintegrasikan AI dalam pekerjaan mereka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bagi generasi muda Indonesia untuk menguasai keterampilan dalam bidang teknologi, khususnya AI," ucap Okta.
Okta berharap peluncuran BPI Danantara menjadi awal dari era baru bagi Indonesia yang lebih kompetitif dan siap bersaing di dunia ekonomi digital global. Dia juga menyarankan agar BPI Danantara tetap berfokus pada keberlanjutan dan pemberdayaan sektor-sektor kecil dan menengah untuk memastikan manfaat teknologi dan investasi bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.