Prabowo Paparkan Kebijakan Ekonomi Strategis

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 27 Februari 2025 | 01:04 WIB
Prabowo Subianto
Prabowo Subianto

SinPo.id -  Presiden RI Prabowo Subianto memaparkan sejumlah kebijakan strategis pemerintah yang bertujuan mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia. Kebijakan tersebut meliputi penyimpanan devisa hasil ekspor, peluncuran Bank Emas, dan pembentukan Danantara Indonesia. Hal ini disampaikan Prabowo saat meresmikan Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia di The Gade Tower, Jakarta Pusat, Rabu 26 Februari 2025.

“Pemerintah yang saya pimpin sekarang telah melakukan beberapa kebijakan strategis sebagai ikhtiar menuju kemandirian ekonomi, menuju Indonesia yang aman, adil, dan makmur, serta berdiri di atas kaki sendiri,” ujar Prabowo.  

**1. Kebijakan Devisa Hasil Ekspor**  
Prabowo menjelaskan bahwa pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025 tentang kewajiban penyimpanan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) di dalam negeri selama 12 bulan. Kebijakan ini diumumkan pada 17 Februari 2025 dan mulai berlaku pada 1 Maret 2025.  

“Dengan langkah ini, devisa hasil ekspor kita diperkirakan akan bertambah sebanyak 80 miliar dolar AS pada tahun 2025. Dalam satu tahun, minimal akan mencapai 100 miliar dolar AS,” papar Prabowo.  

Kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan meningkatkan cadangan devisa negara.  

**2. Peluncuran Danantara Indonesia**  
Prabowo juga menyoroti peluncuran Danantara Indonesia (Daya Anagata Nusantara) pada 24 Februari 2025. Dana investasi ini memiliki total aset lebih dari 900 miliar dolar AS dan bertujuan untuk mempercepat pembangunan industri di Indonesia.  

“Danantara Indonesia akan memungkinkan kita untuk mempercepat pembangunan industri kita. Ini adalah langkah besar menuju kemandirian ekonomi,” ujar Prabowo.  

**3. Bank Emas Pertama di Indonesia**  
Pada kesempatan yang sama, Prabowo meresmikan Bank Emas pertama di Indonesia, yang dioperasikan oleh PT Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Bank Emas ini diharapkan dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 245 triliun dan membuka 1,8 juta lapangan kerja baru.  

“Kita harapkan bahwa ini akan meningkatkan PDB kita sebesar Rp 245 triliun dan membuka lapangan kerja baru 1,8 juta,” kata Prabowo.  

Bank Emas juga akan mengoptimalkan pengolahan emas dari hulu ke hilir di dalam negeri, menghemat devisa negara, dan menjadi instrumen pengendalian stabilitas moneter melalui likuiditas emas.  

**Dukungan untuk Ekosistem Emas Nasional**  
Prabowo menambahkan bahwa produksi emas di Indonesia telah meningkat dari 100 ton menjadi 160 ton per tahun. “Sekarang saatnya memperbaiki ekosistem pelayanan untuk mengoptimalkan cadangan emas di negara ini,” ujarnya.