Kelola Aset Jumbo, Luhut Pastikan Tak Ada Orang Titipan di Danantara

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 20 Februari 2025 | 16:44 WIB
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan (SinPo.id/ Dok. Kemenko Marves)
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan (SinPo.id/ Dok. Kemenko Marves)

SinPo.id - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan memastikan, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), akan dikelola secara transparan oleh orang-orang yang profesional. Karena itu, Luhut menjamin, tidak ada orang titipan dalam manajemen Danantara. 

"Manajemennya akan sangat sangat-sangat profesional. Ini tidak akan dikelola oleh seseorang titip-titip, bahasanya titip-titip, rekomendasi dari pihak tertentu. Itu tidak akan terjadi. Karena ini dijalankan oleh perusahaan profesional dari kedua belah pihak," ujar Luhut dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025, Kamis, 20 Februari 2025. 

Luhut menerangkan, pembentukan Danantara yang merupakan langkah strategis Presiden Prabowo Subianto ini, berpotensi mengelola aset besar, hingga mencapai US$900 miliar. 

"Anggap saja kita bisa mengelola ini seperti US$ 100 miliar, itu banyak. Lihat keuntungannya, kita bisa menggalang dana dengan mudah, misalnya US$20-US$25 miliar. Jadi kita bisa berinvestasi sendiri," kata Luhut.

Menurut Luhut, Danantara sangat membuka peluang untuk mendirikan Joint Venture dengan perusahaan luar negeri. Ini akan menjadikan pengelolaan Danantara semakin transparan.

Lebih lanjut, mantan Menko Marves itu  menyampaikan Uni Emirat Arab (UEA) tertarik untuk berinvestasi di Danantara. Dimana, Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei berminat untuk berinvestasi proyek berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 10 GigaWatt atau setara US$ 10 miliar.

Hal itu saat Suhail melakukan kunjungan ke Indonesia dan menerima penjelasan mengenai rencana pembangunan pembangkit EBT yang mencapai 72 GigaWatt.

"Saya jelaskan kepadanya (Suhail) tentang Danantara, dan saya katakan kepadanya juga 72 gigawatt energi terbarukan yang sedang dibangun hari ini, panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya angin, panel surya terapung dan lain-lain. Dia (Suhail) berkata oke, kita (UEA) boleh bergabung dengan 10 GigaWatt. 10 GigaWatt adalah USD 10 miliar. Jadi bisa dibayangkan banyak sekali peluang saat ini, oleh karena itu transparansi dan pengelolaannya akan sangat profesional," ucapnya.

Luhut pun membuka diri menerima keluhan apabila para investor ingin berinvestasi, namun mendapati masalah.

"Jangan ragu untuk menghubungi kantor saya. Jika ada kendala terkait perizinan atau hal lain, kami bisa membantu, karena kami ingin menciptakan transparansi," tukasnya.

Sebagai informasi, Danantara dibentuk untuk memudahkan koordinasi antar BUMN, mirip dengan model Temasek di Singapura dan Khazanah Berhad Malaysia.

Danantara nantinya sebagai super holding, terdiri dari tiga perbankan milik negara beraset jumbo. Ada PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk.

Selain perbankan, Danantara juga akan menaungi perusahaan pelat merah di bidang energi dan telekomunikasi. Meliputi PT PLN, PT Pertamina, PT Telkom Indonesia Tbk, MIND ID, dan Indonesia Investment Authority (INA).

BERITALAINNYA
BERITATERKINI