Pemprov DKI: Tawuran di Jakarta Disebabkan Tingginya Angka Pengangguran

Laporan: Sigit Nuryadin
Selasa, 18 Februari 2025 | 19:46 WIB
Sekda DKI, Marullah Matali. (SinPo.id/Kominfotik Jakarta Selatan)
Sekda DKI, Marullah Matali. (SinPo.id/Kominfotik Jakarta Selatan)

SinPo.id - Sekretaris Daerah (Sekda) DKI, Marullah Matali mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama penyebab tawuran antarwarga di Jakarta ialah tingginya angka pengangguran dan kurangnya kegiatan yang dapat menyibukkan masyarakat. 

Menurut dia, sebagian besar tawuran dipicu oleh kondisi sosial ekonomi yang sulit, dengan banyak warga yang menganggur dan memiliki banyak waktu luang.

"Fenomena tawuran ini seringkali terjadi pada warga yang tidak memiliki pekerjaan tetap, mereka menghabiskan waktu yang tersedia tanpa kegiatan yang positif," kata Marullah kepada wartawan pada Selasa, 18 Februari 2025.

"Dalam beberapa kasus, bisa dikatakan mereka hanya iseng," sambungnya. 

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh Pemprov DKI, kata Marullah, banyak wilayah yang sering terlibat tawuran memiliki masalah mendasar terkait lapangan pekerjaan. 

Oleh karena itu, kata dia, Pemprov DKI mencoba memberikan solusi dengan menawarkan pekerjaan bagi beberapa individu yang dikenal sebagai koordinator tawuran di berbagai kawasan.

"Solusi yang kami tawarkan adalah dengan memberikan mereka pekerjaan agar waktu luang yang mereka miliki bisa digunakan untuk hal yang lebih produktif," tutur dia. 

Marullah pun berharap, warga yang sebelumnya terlibat tawuran bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan berfokus pada kesejahteraan diri sendiri serta lingkungan sekitar.

Lebih lanjut, dia menegaskan, tawuran bukanlah hal yang dilakukan oleh warga karena hobi berkonflik, namun lebih karena keterbatasan ekonomi dan minimnya pilihan untuk berkembang. 

Terlebih, lanjut dia, beberapa kawasan yang memiliki kepadatan penduduk tinggi, kerap menjadi titik rawan terjadinya tawuran.

"Di kawasan yang padat penduduknya, kendati tidak semua berujung pada tawuran, kami tetap berusaha mencari solusi, termasuk memberikan peluang kerja," ujar Marillah. 

"Dengan adanya kesejahteraan, mereka akan lebih termotivasi untuk beraktivitas positif daripada terlibat dalam kekerasan," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI