Filipina Darurat Beras, Kementan Pastikan Stok Pangan RI Terjaga

SinPo.id - Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Moch. Arief Cahyono memastikan, stok pangan Indonesia dalam keadaan terjaga, dibanding Filipina yang mengumumkan sedang dalam keadaan darurat ketahanan pangan. Namun, semua pihak harus tetap waspada.
"Kami prihatin dengan situasi di Filipina, tetapi tidak terkejut. Pak Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sudah jauh-jauh hari mengingatkan potensi krisis pangan global. Karena itu, kami telah menyiapkan berbagai program strategis untuk mengantisipasinya," kata Arief dalam keterangannya, Minggu, 16 Februari 2025.
Menurut Arief, produksi pangan Indonesia tahun ini terus menunjukkan perkembangan positif. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi banyak negara, seperti Filipina, yang justru mengalami darurat pangan akibat lonjakan harga beras yang tak terkendali.
Arief menyampaikan, ketahanan pangan nasional saat ini sangat terjaga, didukung proyeksi produksi padi akan meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat potensi produksi beras Indonesia pada periode Januari–Maret 2025 mencapai 8,67 juta ton, mengalami lonjakan sebesar 52,32 persen, dibanding periode yang sama tahun 2024 yang tercatat 5,69 juta ton.
Proyeksi BPS itu selaras dengan meluasnya potensi luas panen padi yang diperkirakan mencapai 2,83 juta hektare. Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar 970,33 ribu hektare atau 52,08 persen dibandingkan dengan luas panen pada Januari–Maret 2024 yang hanya sebesar 1,86 juta hektare.
"Dengan peningkatan produksi ini, pasokan dalam negeri lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," tuturnya.
Selain itu, peningkatan produksi beras juga tercermin dari harga yang tetap stabil. Berdasarkan data BPS, rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2025 mencapai Rp12.796 per kg, turun 4,30 persen dibandingkan Januari 2024.
"Biasanya, harga beras di awal tahun cenderung tinggi, tetapi tahun ini relatif stabil berkat peningkatan produksi," ungkapnya.
Untuk menjamin ketahanan pangan nasional terus terjaga, Kementan pun meminta Perum Bulog mengoptimalkan penyerapan gabah petani, sehingga stok beras nasional tetap aman.
Sebagai upaya mendukung penyerapan gabah, pemerintah telah mengalokasikan tambahan anggaran Rp16,6 triliun untuk Bulog, dengan target menyerap 3 juta ton setara beras hingga April 2025. Ditambah, Kementan juga memfasilitasi kesepakatan antara Bulog dan industri penggilingan padi untuk menyerap 2,1 juta ton setara beras dari petani.
"Jika seluruh pihak berkomitmen kuat, kami optimistis stok beras tahun ini aman," tukasnya.
Sebelumnya, pemerintah Filipina mengumumkan keadaan darurat ketahanan pangan untuk menurunkan harga beras yang cenderung masih tinggi. Deklarasi darurat bertujuan untuk membantu pemerintah melepaskan stok penyangga demi menstabilkan harga eceran.
"Deklarasi darurat ini memungkinkan kami untuk melepaskan stok penyangga beras yang dimiliki oleh Otoritas Pangan Nasional (NFA) untuk menstabilkan harga dan memastikan bahwa beras, makanan pokok bagi jutaan orang Filipina, tetap dapat diakses oleh konsumen," kata Menteri Pertanian Filipina Francisco Tiu Laurel Jr, dikutip dari The Manila Times, Selasa, 4 Februari 2025.
Pemerintah mengumumkan keadaan darurat berdasarkan rekomendasi Dewan Koordinasi Harga Nasional Filipina atas pengamatannya terhadap kenaikan harga meski tarif impor beras telah dikurangi dari 35 persen menjadi 15 persen pada Juli tahun lalu.
Undang-Undang Tarif Beras membatasi NFA untuk menjual beras secara langsung kepada masyarakat, tetapi undang-undang tersebut memungkinkan menteri pertanian untuk mengumumkan keadaan darurat dan melepaskan stok penyangga.
Saat ini NFA memiliki sekitar 300.000 metrik ton stok penyangga, dan lembaga tersebut berencana melepaskan setengahnya dalam enam bulan ke depan, menurut laporan tersebut.
PERISTIWA 21 hours ago
PERISTIWA 13 hours ago
PERISTIWA 14 hours ago
OLAHRAGA 2 days ago
PERISTIWA 1 day ago
OLAHRAGA 1 day ago