Mesir Gelar KTT Darurat Arab 27 Februari untuk Bahas Krisis Palestina
SinPo.id - Mesir akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak darurat Arab pada 27 Februari 2025 di Kairo untuk membahas perkembangan terbaru di wilayah Palestina.
Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan bahwa KTT ini diselenggarakan setelah koordinasi dengan Bahrain, yang saat ini memegang presidensi Liga Arab.
"Keputusan ini diambil setelah konsultasi intensif dengan negara-negara Arab dalam beberapa hari terakhir, termasuk Palestina, yang meminta pertemuan guna membahas perkembangan krusial terkait perjuangan Palestina," kata pernyataan tersebut.
Penyelenggaraan KTT ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan, terutama setelah pernyataan kontroversial dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Presiden AS Donald Trump.
Pada 6 Februari 2025, Netanyahu menyarankan agar warga Palestina mendirikan negara mereka di Arab Saudi alih-alih di tanah air mereka sendiri. "Orang-orang Saudi dapat menciptakan negara Palestina di Arab Saudi. Mereka punya banyak tanah di sana," ujar Netanyahu.
Pernyataan ini langsung mendapat kecaman dari Arab Saudi, yang menegaskan bahwa Palestina memiliki hak atas tanah mereka sendiri dan menolak upaya Israel untuk menghilangkan hak kedaulatan mereka.
Sementara itu, pada 4 Februari 2025, Donald Trump mengungkapkan rencana pembangunan kembali Gaza, dengan menyatakan bahwa Washington akan mengambil alih Gaza dan memindahkan warga Palestina ke tempat lain. Ia bahkan mengklaim bahwa rencana tersebut akan mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah".
Pernyataan Trump memicu reaksi keras dari Palestina dan negara-negara Arab, serta kecaman dari Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.
KTT Darurat Arab: Upaya Perkuat Dukungan untuk Palestina
KTT darurat yang akan digelar di Kairo bertujuan untuk menguatkan dukungan negara-negara Arab bagi Palestina dan merespons tantangan yang semakin kompleks di kawasan.
Pertemuan ini juga diharapkan akan membahas langkah diplomatik, strategi politik, dan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina, mengingat meningkatnya agresi dan tekanan terhadap mereka.
Dengan semakin banyaknya negara yang mengecam tindakan Israel dan pernyataan kontroversial para pemimpinnya, pertemuan ini menjadi momen penting dalam memperjuangkan hak-hak Palestina di panggung internasional.

