Penggagas KBP: Budaya Episentrum Industri dan Ekonomi Kreatif

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 07 Februari 2025 | 22:54 WIB
Penggagas Kampung Budaya Polowijen (KBP), Ki Demang (SinPo.id/ Instagram)
Penggagas Kampung Budaya Polowijen (KBP), Ki Demang (SinPo.id/ Instagram)

SinPo.id - Penggagas Kampung Budaya Polowijen (KBP), Ki Demang berpandangan, budaya sesungguhnya dapat menjadi episentrum dari industri dan ekonomi kreatif. Menurutnya, sebuah seni pertunjukan dipastikan menggerakkan kuliner, fashion, foto, videografi, desain grafis, kriya dan lain-lain. 

"Di KBP saat ini sedang merintis co-working ekonomi kreatif. Diharapkan dengan kunjungan ini akan memberikan banyak masukan untuk mewujudkan gagasan itu," kata Ki Demang saat menerima kunjungan perwakilan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) Malang, beserta rombongan dari Peking University. 

Sebelumnya, FIB UB menerima kunjungan akademik dari Peking University, Tiongkok, dalam rangka mengembangkan potensi kerja sama di bidang industri berbasis budaya yang menjadi bagian dari visi Globalizing UB. 

Rombongan terdiri dari 12 mahasiswa dan dipimpin oleh Yong (Hardy) Xiang, Dekan Institute for Cultural Industries. Mereka mengunjungi FIB UB selama sepekan mendatang. 

Dekan FIB UB, Hamamah mengatakan, kunjungan ini diisi dengan berbagai agenda akademik dan eksplorasi budaya, termasuk kuliah tamu dari FIB UB bersama Hardy. Kunjungan juga dilanjutkan observasi langsung ke berbagai kampung tematik di Malang Raya yang menjadi contoh nyata pengembangan industri kreatif berbasis budaya.

Kegiatan dilanjutkan dengan sambang KBP. Rombongan disuguhkan pertunjukan tari Gambyong dan tari Topeng Malang oleh tiga mahasiswa dari unit kegiatan mahasiswa Sangsekarta Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). 

Rombongan juga berkesempatan untuk merasakan pengalaman budaya secara langsung, seperti belajar cethik geni di tungku, mengenal pawon tradisional.

"Sembari merasakan nikmatnya makanan khas tradisional Malang, serta mewarnai topeng Malangan sebagai bagian dari pengenalan karakter topeng khas Malang," kata Ki Demang. 

Sebelumnya, rombongan sambang ke Batik Soendari untuk praktik membatik secara langsung dan mempelajari industri kreatif di Kota Malang. Berikutnya, rombongan akan sambang Kampung Heritage Kajoetangan untuk mengamati bangunan bersejarah dan ragam kuliner yang tersaji di Kajoetangan. 

Dekan FIB UB, Hamamah mengatakan, kerja sama ini menjadi langkah penting bagi UB untuk berkontribusi lebih dalam pengembangan industri berbasis budaya.

"Kami ingin menjalin kerja sama dengan Peking University yang telah memiliki Institute for Cultural Industry dan pengalaman yang sangat maju dalam bidang ini. Kami ingin masuk ke dalam jaringan mereka, termasuk dalam organisasi di bawah UNESCO yang berfokus pada industri budaya," ujar Hamamah.

Hamamah menegaskan, kolaborasi ini tidak hanya sebatas akademik, tetapi juga mencakup pengembangan desa-desa di Malang Raya sebagai bagian dari industri budaya yang berkelanjutan. 

"Kita akan melakukan penelitian bersama dan pembinaan rural area, yang nantinya akan melibatkan mahasiswa secara langsung agar mereka bisa memahami praktik industri budaya secara lebih mendalam," kata dia. 

Sementara itu, Yong (Hardy) Xiang dari Peking University menegaskan, kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok di bidang industri budaya memiliki potensi besar. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber daya budaya yang luar biasa dan merupakan mitra strategis bagi Tiongkok. 

Menurutnya, kolaborasi ini bisa mencakup digitalisasi budaya, industri film, hingga pengembangan platform bersama untuk industri kreatif. 

"Saya yakin hubungan budaya antara kedua negara akan semakin erat di masa depan," ujarnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI