Pemprov DKI Gelar Rapat dengan Ditjen Migas Bahas Kelangkaan LPG 3 Kg di Jakarta

SinPo.id - Pemerintah Provinsi DKI melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) berencana menggelar rapat dengan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas) Kementerian ESDM untuk membahas kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) di Jakarta.
Kepala Disnakertransgi DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengungkapkan ketidakpahamannya mengenai aturan baru yang melarang penjualan LPG 3 kg oleh warung dan pengecer.
“Itu sekarang kan keputusan baru agen kan langsung, nggak melalui pengecer. Malah terjadi hambatan distribusi. Kenapa ada aturan itu saya juga belum tahu kenapa. Itu dari Dirjen Migas. Makanya, kita mau rapatkan lagi,” ujar Hari kepada wartawan, Selasa, 3 Februari 2025.
Dia pun menyatakan akan mengundang Dirjen Migas, Pertamina, dan pihak terkait lainnya untuk mendiskusikan agar aturan baru ini tidak menimbulkan masalah di lapangan.
Menurut Hari, rapat ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah kelangkaan gas LPG 3 kg bersubsidi dan harga eceran tertinggi (HET) yang selama ini menjadi perhatian.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap, menjelang bulan Ramadhan, stok dan harga LPG 3 kg dapat kembali terjaga dengan baik," tutur dia.
Terkait dengan HET, Hari menjelaskan adanya ketidaksesuaian antara harga LPG 3 kg di Jakarta dengan daerah penyangga lainnya.
Dia menyebut, sejak delapan tahun lalu, HET LPG 3 kg di Jakarta tetap bertahan di angka Rp16.000, sementara di daerah penyangga sudah mengalami kenaikan menjadi Rp19.000.
Perbedaan harga ini, kata Hari, turut memengaruhi kelangkaan gas di Jakarta, karena kuota gas Jakarta bisa dimanfaatkan oleh wilayah penyangga.
“Kalau HET, kita sudah delapan tahun lebih nggak naik-naik. Ini kan bisa alokasi Jakarta bisa diambil ke wilayah penyangga. Mau nggak mau HET kita disesuaikan saja gitu supaya tidak terjadi disparitas dan penyelewengan di lapangan,” ungkap dia.
Terkait kemungkinan kenaikan HET LPG 3 kg di Jakarta, Hari menjelaskan bahwa pihak Dirjen Migas sudah melakukan kajian mengenai dampak kenaikan tersebut terhadap inflasi.
Menurutnya, kendati harga LPG di lapangan sudah mengalami kenaikan di beberapa daerah, dampaknya terhadap inflasi diperkirakan sangat kecil.
“Sebetulnya HET naik ada kajian ya dari Migas bahwasanya pengaruhnya terhadap inflasi sangat kecil. Karena kenyataan harga di lapangan segitu, sudah naik kiri kanan seperti daerah penyangga,” ujarnya.
Lebih jauh, Hari memastikan pihaknya akan terus menganalisis penyebab kelangkaan LPG 3 kg di Jakarta, agar masalah ini tidak terulang di masa depan.
"Pokoknya, semua variabel kita analis, sehingga ke depan jangan sampai terjadi, kita mitigasi dulu," tandasnya.