Jum'at, 14 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
04:30
Subuh
04:40
Zuhur
12:02
Ashar
15:10
Magrib
18:06
Isya
19:15

Bahlil: Eksportir Batu Bara Wajib Pakai HBA, Langgar Bisa Kena Sanksi

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 03 Februari 2025 | 18:33 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (SinPo.id/tangkap layar)
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (SinPo.id/tangkap layar)

SinPo.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, saat ini pihaknya tengah menggodok aturan yang mewajibkan para eksportir menggunakan Harga Batu Bara Acuan (HBA) dalam proses penjualan ke luar negeri. Aturan tersebut akan dituangkan dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM.

"Saya umumkan hari ini, tidak dalam waktu lama lagi, kami akan mempertimbangkan untuk membuat Keputusan Menteri agar harga HBA itulah yang dipakai untuk transaksi di pasar global," kata Bahlil dalam konferensi pers, Senin, 3 Februari 2025. 

Bahlil mengingatkan agar setiap eksportir batu bara nasional, mengikuti kebijakan tersebut nantinya. Namun jika ada perusahaan yang tak patuh, pemerintah akan bertindak tegas, bahkan mencabut izin ekspor. Saat ini, harga jual batu bara mengacu oleh beberapa indeks, diantaranya Indonesian Coal Index (ICI).

"Kalau ada perusahaan yang tidak mengikuti (HBA) itu, maka kami punya cara agar mereka bisa ikut. Bila perlu, bila perlu, kalau mereka (eksportir) nggak mau, ya kita tidak usah (terbitkan) izin ekspornya," ancam Bahlil. 

Bahlil menjelaskan, aturan HBA ini sebagai langkah untuk menyeimbangkan harga batu bara dalam negeri dengan luar negeri. Karena, jangan sampai harga batu bara Indonesia di atur negara lain.

"Masa harga batu bara di negeri kita dibuat lebih murah? Masa harga batu bara kita ditentukan oleh negara tetangga," kata Bahlil. 

Lebih lanjut, Bahlil melaporkan, realisi ekspor baru bara Indonesia sepanjang 2024 sebesar 555 juta ton. Adapun total pemakaian batu bara dunia, tercatat mencapai 8-8,5 miliar ton, namun yang beredar di pasar global sekitar 1,5 miliar ton.

"Kita menyuplai (ekspor) kurang lebih 555 juta ton. Itu sama dengan 30-35 persen dari konsumsi dunia. Jadi batu bara kita ini betul-betul berdampak masif dan terstruktur kalau kita buat kebijakan terjadi pengetatan ekspor, tapi sampai sekarang ini belum, tapi kalau harga kita ditekan terus, tidak menutup kemungkinan kita berpikir lain," paparnya. 

Untuk pasar obligasi domestik sektor batu bara 2024 sebesar 233 juta ton. Menurut Bahlil, stok batu bara yang belum digunakan sepanjang 2024 masih sebanyak 48 juta ton. Secara keseluruhan, total batu bara yang diproduksi sepanjang tahun 2024 sebanyak 836 juta ton atau melampaui target sebesar 710 juta ton.

"Jangan dihitung yang ini, stok (48 juta ton) ini belum dipakai ini. Jadi hitungnya itu 233 (juta ton) yang sudah disalurkan ke industri, dan 555 (juta ton) yang sudah dihitung ekspor," tukasnya.

BERITALAINNYA