Waktu Tempuh KRL Lebih Cepat, Komisi V DPR: Keselamatan Penumpang Harus Jadi Prioritas

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 03 Februari 2025 | 02:36 WIB
Ilustrasi KRL
Ilustrasi KRL

SinPo.id -  Waktu tempuh KRL Commuter Line akan lebih singkat 5-9 menit seiring penerapan Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) baru per 1 Februari 2025. Meskipun ini merupakan peningkatan layanan yang positif, keselamatan dan kenyamanan penumpang tetap harus menjadi prioritas utama.

“Kami mengapresiasi upaya PT KAI Commuter dan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub dalam meningkatkan layanan KRL dengan menambah jumlah perjalanan sehingga memangkas waktu tempuh. Namun, peningkatan lalu lintas ini harus tetap mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpang,” ujar Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 2 Februari 2025.

Berdasarkan data GAPEKA 2025, akan ada penambahan jumlah perjalanan KRL di sejumlah wilayah:

Jabodetabek: Dari 1.048 menjadi 1.063 perjalanan

Wilayah 2 Bandung: Penambahan 4 perjalanan Commuter Line Jatiluhur

Wilayah 6 Yogyakarta:

Commuter Line Yogya-Palur bertambah dari 24 menjadi 27 perjalanan

Commuter Line Prameks bertambah dari 8 menjadi 10 perjalanan

Wilayah 8 Surabaya: Penambahan 2 stasiun baru

Huda menekankan bahwa dengan meningkatnya frekuensi perjalanan KRL, keamanan di perlintasan sebidang harus diantisipasi, karena dapat memicu kemacetan dan risiko kecelakaan.

Sebagai moda transportasi andalan, KRL Commuter Line telah melayani 331 juta penumpang sepanjang 2023, dengan rata-rata 1.054.600 penumpang per hari di Jabodetabek.

“KRL Commuter Line menjadi pilihan utama para pekerja dari Bogor, Bekasi, Serpong, dan Tangerang untuk beraktivitas di Jakarta. Maka, peningkatan layanan harus terus dilakukan,” kata politisi Fraksi PKB ini.

Namun, ia juga menyoroti sejumlah kelemahan yang masih terjadi, seperti:

Keterlambatan dan gangguan perjalanan

Kepadatan penumpang pada jam sibuk

Fasilitas pendukung yang masih kurang

Maraknya gangguan penumpang, termasuk pelecehan seksual

“Masih banyak pekerjaan rumah bagi KAI Commuter untuk meningkatkan kualitas layanan. Penambahan perjalanan bisa membantu mengurangi kepadatan penumpang, tetapi persiapan infrastruktur pendukung juga harus diperhatikan,” tambahnya.

Menurut Huda, peningkatan jumlah perjalanan KRL berarti lebih banyak kereta yang melintas, sehingga perlintasan sebidang harus diantisipasi agar tidak memicu kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan.

“Penambahan jumlah perjalanan artinya akan meningkatkan jumlah KRL yang beroperasi. Di sini perlu diantisipasi sektor keamanan, terutama di perlintasan sebidang yang sering menyebabkan kemacetan,” pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI