Ribuan Warga Serbia Terus Tuntut Pemerintah Bertanggung Jawab Atas Runtuhnya Stasiun Kereta
SinPo.id - Aksi unjuk rasa besar-besaran yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, masih terus dilakukan oleh ribuan warga Serbia yang menuntut pemerintah bertanggung jawab atas tewasnya 15 orang dalam runtuhnya sebuah stasiun kereta api.
Belasan orang tersebut tewas saat kanopi di stasiun kereta api runtuh pada 1 November setelah adanya renovasi yang dipimpin oleh dua perusahaan Tiongkok.
Puluhan ribu mahasiswa memblokir jalan-jalan utama di Beograd dan menduduki kampus-kampus universitas. Sedangkan para pekerja menyerukan mogok kerja sebagai bentuk solidaritas dengan para pengunjuk rasa muda.
"Saya telah bekerja di Balkan selama 30 tahun, dan saya belum pernah melihat yang seperti ini," Tanya Domi, profesor di Institut Harriman Universitas Columbia, dilansir dari Fox News, Minggu 2 Februari 2025.
Karena protes yang telah menelan dua korban tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda, Perdana Menteri Serbia Milos Vucevic mengumumkan pengunduran dirinya, dan wali kota Novi Sad, kota tempat tragedi itu terjadi, juga mengundurkan diri.
Namun, pengunduran diri perdana menteri tetap tidak meredakan aksi unjuk rasa tersebut. Bahkan protes massal terus terjadi di Beograd dan meluas di seluruh negeri.
"Pengunduran diri perdana menteri tidaklah cukup," kata Helena Ivanov, peneliti senior di Henry Jackson Institute.
Pasalnya, para pengunjuk rasa yang dipimpin mahasiswa telah menetapkan tujuan yang jelas, termasuk transparansi penuh tentang proses yang menyebabkan keruntuhan dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas hilangnya nyawa.
Sementara beberapa pengamat mengeluhkan kegagalan pemerintah Vucic dalam bertindak dan memberikan jawaban yang jelas kepada publik, sehingga menjadi endemik korupsi kelembagaan inti Serbia.

