PBB Laporkan Lonjakan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Sejak Gencatan Senjata

Laporan: Khaerul Anam
Sabtu, 25 Januari 2025 | 07:47 WIB
Sejumlah truk yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki wilayah Rafah, Jalur Gaza (SinPo.id/AP)
Sejumlah truk yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki wilayah Rafah, Jalur Gaza (SinPo.id/AP)

SinPo.id - PBB melaporkan bahwa Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB melaporkan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar telah berhasil memasuki Gaza.

“"Lonjakan pasokan yang memasuki Gaza setiap hari serta kembalinya hukum dan ketertiban telah memungkinkan organisasi bantuan untuk meningkatkan pengiriman bantuan dan layanan yang menyelamatkan nyawa," kata Wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq, pada Kamis, 23 Januari 2025.

"OCHA mengatakan bahwa kargo bantuan dan personel kemanusiaan bergerak ke daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau. Mitra kemanusiaan kami di lapangan mengatakan lingkungan operasi telah membaik secara signifikan," tambahnya.

Di bagian tengah dan selatan Gaza, lanjut Haq, para mitra melaporkan bahwa distribusi makanan telah dilanjutkan.

"Kemarin, organisasi kemanusiaan di lapangan di Gaza mengirim 118 truk paket makanan dan tepung dari gudang UNRWA ke lebih dari 60 titik distribusi di selatan. Di seluruh Gaza selatan, UNICEF terus mengirimkan biskuit berenergi tinggi dan makanan siap saji – cukup untuk ribuan bayi. Sementara bahan makanan saat ini merupakan bagian besar dari pasokan yang telah memasuki Jalur Gaza sejak gencatan senjata berlaku, lebih banyak obat-obatan, bahan tempat tinggal, dan pasokan air, sanitasi, serta kebersihan diharapkan akan tiba dalam beberapa hari mendatang,” kata Haq.

Selain makanan, pasokan medis, pengiriman bahan bakar juga telah tiba, “menjaga sumur air, pabrik desalinasi, dan pompa pembuangan air limbah tetap berfungsi.”

Kemarin, tujuh truk bahan bakar juga dikirim ke Gaza utara, kata Haq, yang merupakan “pengiriman pertama sejak gencatan senjata dimulai.”

Sementara itu, di Kota Gaza, dua titik layanan kesehatan utama telah dibuka kembali, kata Haq, dan “di seluruh Jalur Gaza, OCHA melaporkan sebagian besar warga Palestina masih berada di lokasi pengungsian – karena rumah mereka hancur atau terkontaminasi oleh bahan peledak, atau karena pergerakan kembali ke Gaza utara belum diizinkan.”

Di Tepi Barat, katanya, “OCHA melaporkan bahwa Rumah Sakit Pemerintah Jenin masih terputus dari aliran air dan listrik, dan aksesnya sangat sulit karena kerusakan jalan. Fasilitas tersebut mengandalkan cadangan air yang semakin menipis dari tangki darurat yang dipasang beberapa pekan lalu melalui alokasi Dana Kemanusiaan Wilayah Palestina yang Diduduki, yang dikelola oleh OCHA.”

Beberapa hari setelah gencatan senjata yang rapuh berlangsung di Jalur Gaza, Israel telah melancarkan operasi militer besar-besaran di wilayah pendudukan Tepi Barat dan orang-orang yang diduga adalah para pemukim Yahudi mengamuk di dua kota Palestina. Kekerasan itu terjadi saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan di dalam negeri dari sekutu-sekutu sayap kanannya setelah menyetujui gencatan senjata dan pertukaran sandera-tahanan dengan kelompok militan Hamas.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah mencabut sanksi pemerintahan Biden terhadap warga Israel yang dituduh melakukan kekerasan di wilayah tersebut. Semua hal tersebut dianggap dapat merusak gencatan senjata. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI