APBN INDONESIA

Menkeu Tak Mau Penyusunan APBN Indonesia Dianggap Nyontek Argentina

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 24 Januari 2025 | 22:53 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (SinPo.id/ Antara)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (SinPo.id/ Antara)

SinPo.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tak mau Indonesia dianggap menyontek Argentina dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selain perbedaan kondisi ekonomi antar negara, Argentina juga baru berhasil mencatatkan surplus pertamanya dalam 14 tahun terakhir.

"Jadi, kita tidak bisa menjiplak kebijakan ekonomi negara lain, karena situasinya sangat berbeda," kata Menkeu dalam konferensi pers, Jumat, 24 Januari 2025.

Adapun keberhasilan Presiden Argentina, Javier Milei, menciptakan surplus APBN-nya yaitu menggunakan pendekatan memotong gaji pejabat hingga memecat ribuan PNS.  Argentina juga memangkas berbagai subsidi. 

Menurut Sri Mulyani, Argentina negara yang terus menerus mengalami krisis. Dan pendekatan yang ditempuh oleh Presiden Argentina untuk menciptakan surplus bagi negara, tidak sesuai dengan permasalahan di Indonesia. 

"Argentina berada dalam situasi ekonomi yang sangat berbeda dibandingkan negara emerging market lainnya. Mereka terus-menerus menghadapi krisis dan sekarang memiliki presiden dengan pandangan atau pendekatan yang mungkin benar-benar berbeda. Pendekatan tersebut mungkin dibutuhkan untuk kondisi ekonomi Argentina sendiri," ujarnya. 

Menkeu menekankan penyusunan APBN Indonesia dirancang berdasarkan kondisi ekonomi domestik. Hal ini mencakup inflasi yang berada di kisaran 2+- 1 persen, jauh berbeda dengan Argentina yang mencatatkan inflasi lebih dari 70 persen.

"It's totally different. Rasio utang terhadap PDB (Debt to GDP ratio), eksposur terhadap utang, kondisi ekonomi domestik, hingga nilai tukar mereka sangat berbeda dengan kita," ucap dia.

Desain APBN Indonesia, sambung Menkeu, mengutamakan katalisator dalam meningkatkan produktivitas, daya saing, dan menciptakan permintaan agregat yang berkelanjutan. 

"APBN kita dirancang untuk menjadi counter cyclical, shock absorber, dan mendorong peningkatan produktivitas ekonomi," katanya.

Diketahui, Argentina akhirnya berhasil kembali mencatat surplus pada 2024, setelah ini 14 tahun lalu. Dalam laporan resmi pemerintah, surplus anggaran tersebut mencapai 1,76 triliun peso, atau setara dengan 0,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Prestasi ini diraih berkat kebijakan penghematan besar-besaran yang diterapkan oleh Presiden Javier Milei. Dimana, Javier Milei memangkas anggaran belanja negara, mencakup pemberhentian hampir semua proyek pekerjaan umum dan transfer dana ke provinsi-provinsi, memangkas pengeluaran pensiun dan gaji pegawai negeri, mengurangi subsidi energi dan transportasi, serta memotong lebih dari 30.000 pekerjaan di pemerintahan.

Hal ini merupakan upayanya dalam meredam inflasi yang meningkat tajam di Argentina, dan mencapai puncak hampir setara 300 persen pada April 2024

BERITALAINNYA
BERITATERKINI