Menanti Pertemuan Prabowo - Megawati

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 24 Januari 2025 | 05:56 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)

Hubungan yang harmonis antara Prabowo dengan Megawati akan menyukseskan sejumlah program yang sedang digarap pemerintah.

SinPo.id -  Wacana pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri muncul usai peringatan hari ulang tahun PDI Perjuangan (PDIP). Saat pidato Ultah partainya Ke-52, 10 Januari 2025 lalu, Megawati mengatakan hubungan antara dirinya dengan Prabowo masih terjalin dengan baik. 

Hal itu memunculkan analisis peluang pertemuan antara antar ketua partai pemenang Pemilu  yang tak pernah bertemu sejak Pemilihan Umum 2024.  Wacana pertemuan Prabowo dengan Megawati sebelumnya disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Said Abdullah. Dalam pernyataannya, Said  berharap pertemuan sebelum partainya menggelar konggres pada April 2025.

"Sebagai tamu kehormatan pada kongres nanti, tentu sudah sewajarnya didahului oleh pertemuan Ibu Mega dengan Presiden RI Prabowo," ujar Said pada pertengahan bulan lalu.

Pernyataan Said disambut oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, yang juga berharap pertemuan antara Ketua Umum PDIP dengan Presiden Prabowo Subianto dapat terlaksana pada bulan Januari ini.

"Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini. Makin cepat, makin bagus," kata Muzani.

Bahkan Muzani mengakatan, mendapat titipan minyak urut dari Megawati untuk Presiden Prabowo Subianto.  "Saya minggu lalu ketemu dengan Pak Prabowo, dan saya menitipkan titipannya Bu Mega, namanya minyak. Minyak urut," kata Muzani menjelaskan.

Menurut Muzani minyak itu digunakan untuk mengobati pegal. "Minyak. Bu Mega punya minyak untuk pegal-pegal, dititipin," ujar Muzani menambahkan. Meski  ketika ditanya makna atau metafora tersembunyi di balik titipan minyak tersebut, Muzani hanya mengulang jawabannya, "Minyak, kan tahu?," katanya.

Banyak analisir titipan minyak untuk sang presiden itu pertanda kemungkinan adanya kado dari Prabowo untuk Megawati pada hari ulang tahunnya yang ke-78, pada 23 Januari 2025. Meski Muzani juga belum mengetahui apakah pertemuan antara Megawati dan Prabowo dapat terealisasi setelah lawatan Prabowo ke India pada 23 Januari.

"Saya belum tahu," kata Muzani singkat.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, kecil peluang pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Megawati yang jatuh pada 23 Januari 2025.  Menurut Dasco, pada tanggal 23 Januari presiden Prabowo ada agenda lawatan ke India dalam rangka memenuhi undangan kenegaraan.

"Saya mendengar kabar bahwa Presiden Prabowo pada tanggal 23 sudah berangkat ke India. Ini dalam rangka memenuhi undangan, sehingga kemungkinan pada saat ditanyakan mungkin belum terealisasi," kata Dasco.

Sedangkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menyatakan rencana pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto  akan dibahas langsung oleh kedua tokoh tersebut. Hasto menyebutkan Megawati dan Prabowo punya hubungan komunikasi yang baik serta kedekatan ideologis yang kuat.

"Di dalam momentum yang tepat, pertemuan antar-kedua pemimpin akan dilakukan karena jejak sejarah mereka sangat kuat dan memiliki akar ideologis yang sama dalam mengabdi kepada bangsa," ujar Hasto di Jakarta, pertengahan bulan lalu.

Menurut Hasto, Megawati telah memberi arahan agar isu-isu strategis yang berkaitan dengan pertemuan langsung dibahas oleh dirinya dan Presiden Prabowo. Termasuk tentang pidato politik Megawati pada peringatan HUT Ke-52 PDIP. Dalam pidato itu Megawati mengapresiasi Presiden Prabowo atas pelurusan sejarah terkait Proklamator Bung Karno. Pelurusan tersebut sebagai momentum rekonsiliasi nasional untuk saling bekerja sama dalam posisi politik masing-masing.

Hasto juga menjelaskan partainya tak menempatkan sebagai oposisi, ia mengacu sistem politik Indonesia tidak dikenal istilah oposisi. “PDIP berperan sebagai penyeimbang melalui masukan konstruktif, seperti pemberdayaan petani, peningkatan kesejahteraan, dan pengembangan riset nasional,” ujar Hasto menjelaskan.

Cerita di Balik Rencana Pertemuan Prabowo - Megawati

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyatakan, salah satu faktor penentu pertemuan Prabowo dengan Megawati adalah pengaruh Presiden ke-1 RI Soekarno. Ia menceritakan Megawati dan Prabowo selain bersahabat lama, juga kaitanya dengan pemulihan sang ayahnda Megawati sekaligus presiden pertama Soekarno dari peristiwa G30S tahun 1965.

"Jadi sebenarnya, kesediaan Ibu Mega untuk bertemu Pak Prabowo bukan baru kali ini saja dikemukakan. Pesan bahwa Bu Mega bersedia untuk bertemu dengan Pak Prabowo sudah beliau sampaikan jauh hari sebelumnya," ujar Ahmad Basarah.

Hubungan Megawati dan Prabowo semakin erat ketika Basarah melaporkan hasil pertemuan Pimpinan MPR 2019-2024 dengan Prabowo pada 30 September 2024 di ruang kerja Menteri Pertahanan RI.

Pada saat itu sepuluh orang pimpinan MPR yang dipimpin Bambang Soesatyo menyampaikan surat pimpinan MPR kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto tentang permohonan tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno.  

Pemulihan itu dengan penegasan tidak berlakunya lagi TAP MPRS Nomor XXXIII Tahun 1967, tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno serta penegasan tuduhan Presiden Soekarno telah mendukung pemberontakan G30S tidak pernah dibuktikan dan batal demi hukum.

“Saat itu, Presiden Prabowo merespons surat pimpinan MPR tersebut dan mengatakan, tanpa surat pimpinan MPR ini kalau menyangkut hak-hak Bung Karno jika saya sudah menjabat sebagai presiden nanti pasti akan saya kerjakan,” ujar  Basarah menirukan pernyataan Presiden Prabowo.

Bahkan Prabowo menitipkan pesan untuk Megawati dan Guntur Soekarno Putra, bahwa dirinya adalah seorang pengagum dan pencinta Bung Karno. "Pak Prabowo kemudian menunjuk tangannya ke arah meja kerja utama sebagai Menhan RI yang di belakangnya terdapat lukisan besar Bung Karno sedang menunggang kuda," kata Basarah menjelaskan.

Seluruh hasil pertemuan dan pembicaraannya bersama Pimpinan MPR lainnya dengan Prabowo tersebut kemudian dilaporkan kepada Megawati. Sejak saat itulah Megawati sudah ingin bertemu langsung dengan Prabowo untuk mengucapkan terima kasih atas respons pemulihan nama baik Bung Karno.

Namun, ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo tersebut akhirnya baru disampaikan dalam pidato resmi HUT PDI Perjuangan ke-52, Sabtu, 11 Januari 2025.

Alasan lain yang membuat Megawati bersedia bertemu Prabowo adalah karena Megawati sangat concern dalam memikirkan perkembangan situasi global dan potensi krisis dunia akibat perang antarbangsa dan krisis lingkungan hidup serta krisis pangan dunia akibat pemanasan global.

"Bu Mega mengkhawatirkan berbagai krisis dunia itu akan berdampak langsung terhadap nasib rakyat dan bangsa Indonesia," kata Basarah.

Dia pun optimistis terjadi pertemuan antara Megawati dengan Prabowo untuk membahas nasib dan masa depan Indonesia.

Penting untuk Kebangsaan

Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menilai pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan ketua PDIP Megawati harus segera terwujud karena penting demi kepentingan bangsa dan negara.  "Sebaiknya pertemuan Prabowo dengan Megawati segera diwujudkan untuk kepentingan bangsa, negara dan seluruh rakyat Indonesia," kata Fernando.

Menurut Fernando, pertemuan Prabowo dengan Megawati bisa mematahkan tudingan jika pemerintahan sekarang masih di bawah bayang-bayang Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.

"Terwujudnya pertemuan Prabowo dengan Megawati akan mematahkan anggapan selama ini bahwa Prabowo dibawah bayang-bayang dan kendali Joko Widodo," kata dia.

Keyakinan Fernando pertemuan Prabowo-Megawati ditunggu banyak pihak, dibuktikan selalu munculnya isu wacana pertemuan dua karib lama tersebut.  Pertemuan itu akan memberikan keuntungan besar bagi pemerintahan sekarang, mengingat PDIP merupakan partai politik  pemenang Pemilu.

Tak hanya pengamat, pimpinan partai lain pun berpendapat yang sama. Wakil Ketua Umum PKB Cucun Ahmad Syamsurijal menilai rencana pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto merupakan hal baik yang dapat berdampak pada stabilitas politik.

"Tujuannya kan kalau tokoh nasional bukan masalah itu, yang penting stabil, semua mau dalam posisi apa pun, mungkin Pak Prabowo menghargai yang bertemu antar-tokoh-tokoh negara ini itu adalah hal yang sangat baik," kata Ahmad Syamsurijal atau akrab disapa Kang Cucun.

Kang Cucun menekankan rencana pertemuan kedua tokoh itu bukan berarti pemerintah masih membutuhkan tambahan dukungan dari partai politik (parpol). "Jadi bukan masalah sekarang masih butuh dukungan atau segala apa pun," katanya.

Terlepas dari prinsip check and balances dalam pemerintahan yang demokratis, dia pun menyerahkan sepenuhnya kepada PDIP terkait bergabung tidaknya dengan koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.  (*)

BERITALAINNYA
BERITATERKINI