Mendagri: Program MBG Dapat Dukungan yang Luas
SinPo.id - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan, program makan bergizi gratis (MBG) mendapatkan dukungan yang luas termasuk dari pemerintah daerah (Pemda).
Menurutnya, antusiasme pemda untuk berpartisipasi pada program tersebut tidak hanya akan meningkatkan kesehatan anak-anak, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
"Kita tahu bahwa selain untuk meningkatkan kesehatan, tapi juga akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah," kata Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 17 Januari 2025.
"Kenapa? karena sudah jelas ada offtaker-nya, ada pembeli diserap, jadi ini bisa mendorong pangan masyarakat, menanam, beternak, dan lain-lain, dibeli. Dan ini akan terjadi economic circular, sehingga daerah-daerah antusias," lanjutnya.
Selain itu, sejumlah daerah juga telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung pelaksanaan program MBG melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang mencapai Rp2,3 sampai 2,5 triliun.
Anggaran tersebut, kata Tito, akan digunakan untuk membangun satuan pelayanan pemenuhan gizi di sekolah. Sehingga dibutuhkan koordinasi langsung dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dalam pemenuhan tersebut dengan target utama pada daerah dengan angka stunting dan kemiskinan tinggi.
“Tadi Bapak Presiden memerintahkan kami koordinasi dengan Bapak Kepala Badan Gizi mana titik-titik yang kira-kira belum disentuh oleh Badan Gizi karena bertahap kan ya," ungkapnya.
"Nah yang daerah-daerah ini, kira-kira ngerjakan yang mana tapi mungkin prioritasnya adalah pada daerah-daerah yang angka stuntingnya tinggi sama kemiskinannya tinggi itu menjadi target utama," kata Tito.
Oleh karena itu, ia menuturkan bahwa kontribusi setiap daerah akan disesuaikan dengan kemampuan pendapatan asli daerah (PAD). Menurutnya, untuk daerah dengan PAD rendah kontribusi dalam program MBG akan dibantu dengan BGN.
“Misalnya Kabupaten Badung itu PAD-nya kan 90 persen dari APBD-nya pemerintah pusat hanya 10 persen, mereka punya anggaran hampir Rp10 triliun anak SD-nya ada 72 ribu mereka bisa meng-cover semua malah, meng-cover semua menawarkan, meng-cover semua dari APBD-nya cukup mereka," terangnya.
"Tapi ada juga yang PAD-nya kan rendah sekali seperti Indonesia Bagian Timur nah, kalau ini mereka ya udah 500 anak-anaknya, yang lainnya akan di-cover oleh Badan Gizi Nasional,” pungkasnya.