HMPV Bukan Virus Baru, Ini Penjelasan Dinkes DKI

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 10 Januari 2025 | 00:33 WIB
HMPV
HMPV

SinPo.id -  Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengimbau masyarakat agar tidak panik terkait potensi penyebaran Human Metapneumovirus (HMPV). Virus ini bukan merupakan virus baru, melainkan telah dikenal di dunia medis sejak tahun 2001.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menjelaskan bahwa HMPV adalah salah satu penyebab Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA), baik pada saluran napas atas maupun bawah, yang dapat ditemukan sepanjang tahun.

Gejala umum ISPA akibat HMPV atau mikroorganisme lainnya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas. Jika infeksi terjadi pada saluran napas bawah, kondisi ini dapat berkembang menjadi bronkitis, pneumonia, atau radang paru-paru.

“Ada sekitar 23 mikroorganisme lain yang sering ditemukan pada penderita ISPA, seperti virus Influenza tipe A dan B, Adenovirus, dan Coronavirus,” ujar Ani, Kamis 9 Januari 2025.

Ani meminta masyarakat tetap tenang dan menerapkan langkah preventif seperti menjaga pola hidup sehat, menerapkan etika batuk, mencuci tangan dengan rutin, serta menggunakan masker saat sakit.

“Meskipun mayoritas penderita ISPA akibat HMPV tidak mengalami sakit berat, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh dapat mengalami infeksi yang lebih berat dan memerlukan perawatan,” tambahnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa pola peningkatan jumlah penderita ISPA terjadi setiap tahun, khususnya menjelang akhir tahun hingga awal tahun. Data menunjukkan kasus ISPA akibat HMPV di Jakarta berjumlah 19 kasus pada 2022, 78 kasus hingga Oktober 2023, dan 100 kasus pada 2024.

Dinas Kesehatan mencatat virus penyebab ISPA lain yang dominan saat ini adalah Influenza tipe A H1N1 pdm2009, Rhinovirus, dan Respiratory Syncytial Virus. Data ini akan terus diperbarui melalui koordinasi dengan berbagai fasilitas kesehatan dan laboratorium di Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta juga terus melakukan berbagai upaya, termasuk edukasi masyarakat untuk mengenali gejala ISPA dan mencegah penularan dengan pola hidup sehat. Selain itu, fasilitas kesehatan disiapkan untuk menangani kasus ISPA dan penyakit menular.

“Ke depan, sistem kewaspadaan penyakit berpotensi wabah akan diperkuat dengan mengembangkan sistem surveilans penyakit berbasis laboratorium, melengkapi sistem surveilans ILI & SARI (Influenza-Like Illnesses & Severe Acute Respiratory Infection) yang sudah ada,” tandas Ani.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI