Dugaan Mafia Migas, Masyarakat Sipil Minta Sosok Mr James Diungkap
SinPo.id - Direktur Kelompok Masyarakat Sipil Gerakan Perubahan, Muslim Arbi meminta aparat penegak hukum berani mengungkap sosok Mr James yang muncul terkait isu dugaan mafia migas.
Menurut Muslim, hal ini penting karena nama Mr James sudah terlalu lama menggantung karena diduga punya bekingan kuat.
"Dengan kemampuannya dan pengaruhnya dalam penempatan pejabat dan mengatur proyek di dalam Perusahaan Minyak dan Gas Milik Negara, ini tidak boleh dianggap sebelah mata, karena rakyat harus menanggung kemahalan harga akibat impor minyak dan BBM ini," kata Muslim kepada wartawan yang dikutip pada Kamis, 9 Januari 2025.
Terkait siapa sosok Mr James ini, Muslim mengatakan dia bersama tim masih melakukan kajian mendalam.
“Kejagung harus mengusut praktik ini, yang memanfaatkan perusahaan minyak milik negara dalam hal ini untuk kepentingan bisnis dan keuntungan politik. Karena praktik ini tidak mungkin mulus jika tidak dipayungi orang kuat," ungkap Muslim.
Muslim menyarankan DPR untuk membentuk Panitia Kerja dan Panitia Khusus, untuk membantu terungkapnya dugaan adanya mafia migas di perusahaan minyak milik negara.
“DPR perlu segera membentuk Panja (panitia kerja) atau Pansus (panitia khusus) untuk mengusut proses rekrutmen jabatan, atau jual beli jabatan atau kepentingan orang-orang tertentu di situ,” kata Muslim.
Sebelumnya, sosok Mr. James pernah disebut saat rapat dengar pendapat (RDP) antara Subholding PT Pertamina Hulu Energi dengan Komisi VII DPR RI pada 10 April 2023 lalu.
Saat itu, Anggota Komisi VII DPR RI, Muhammad Nasir mempertanyakan nama tersebut yang dianggap sebagai sosok berpengaruh dalam penempatan pejabat dan pengaturan proyek di perusahaan minyak dan gas milik negara.
Setelah hampir 2 tahun lebih tenggelam, nama Mr. James ini muncul kembali dalam Diskusi Pegiat Energi seiring terungkapnya kasus dugaan markup harga dalam impor pengadaan minyak dan BBM sepanjang tahun 2018-2023 yang saat ini tengah diusut oleh Kejaksaan Agung.
Seperti diketahui untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Pertamina harus mengimpor minyak 1 juta barel perhari, terdiri dari minyak mentah dan BBM diluar LPG, sehingga kebutuhan besar ini membuat pemburu rente selalu bersiasat ingin menguasai sumber pasokan ini.