Pengamat: Tiga Golongan Penguasa Akan Warnai Dinamika Politik RI di 2025

Laporan: Sigit Nuryadin
Rabu, 01 Januari 2025 | 14:32 WIB
Analis komunikasi politik Hendri Satrio (SinPo.id/Dok. LAW Justice)
Analis komunikasi politik Hendri Satrio (SinPo.id/Dok. LAW Justice)

SinPo.id - Analis komunikasi politik Hendri Satrio, atau yang akrab disapa Hensat, mengungkapkan bahwa kejadian-kejadian politik sepanjang 2024 telah membentuk tiga golongan penguasa yang diprediksi akan memengaruhi dinamika politik Indonesia di tahun 2025.

Ketiga golongan tersebut, menurut Hensat, adalah penguasa baru, mantan penguasa, dan penguasa hybrid, yang masing-masing memiliki peran dan pengaruh yang berbeda.

"Pada 2024, kita melihat tiga golongan penting muncul dalam peta politik Indonesia. Pertama adalah penguasa baru, kemudian mantan penguasa, dan terakhir penguasa hybrid, yang merupakan gabungan antara kedua kelompok sebelumnya," ujar Hensa kepada wartawan, Rabu, 1 Januari 2025.

Golongan penguasa baru mencakup tokoh-tokoh dan partai-partai yang baru berkuasa, seperti Partai Gerindra dan Presiden Prabowo Subianto. Sementara itu, golongan mantan penguasa diwakili oleh PDI Perjuangan yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.

Hensa juga menyoroti kemunculan golongan penguasa hybrid yang unik, karena merupakan kombinasi antara penguasa lama dan baru. "Penguasa hybrid adalah sosok yang memiliki pengaruh besar meskipun masa jabatannya telah berakhir," katanya.

Sebagai contoh, Hensa menyebut Presiden Joko Widodo yang meskipun tidak lagi menjabat, tetap memainkan peran penting dalam politik Indonesia melalui jaringan yang telah dibangunnya. "Secara de jure, Pak Jokowi sudah tidak lagi berkuasa, namun secara de facto, pengaruhnya masih sangat besar. Beberapa mantan anggota kabinetnya masih bertahan di Kabinet Merah Putih, termasuk putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden," jelas Hensa.

Lebih lanjut, Hensa mencatat bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah politik Indonesia, terdapat komunikasi yang sangat baik antara presiden yang menjabat dan mantan presiden. "Sebelumnya, selalu ada gesekan antara presiden dengan pendahulunya. Namun, hubungan antara Jokowi dan Prabowo sangat baik. Ini adalah sebuah fenomena baru yang berpengaruh besar dalam dinamika politik Indonesia," ujarnya.

Hensa juga menambahkan bahwa interaksi antara ketiga golongan penguasa ini akan sangat mempengaruhi arah kebijakan dan keputusan politik Indonesia ke depan. Ia berharap masyarakat dapat menyaksikan bagaimana ketiga golongan ini berinteraksi dan berkompetisi dalam menentukan kebijakan pemerintahan.

"Ketiga golongan ini memiliki kartu truf masing-masing, yang akan menentukan arah politik Indonesia. Publik harus cermat dalam memantau bagaimana mereka berinteraksi, karena itu akan mempengaruhi kebijakan yang akan datang," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI