Menbud Fadli Zon Tegaskan posisi Indonesia sebagai Peradaban Tertua di Dunia

Laporan: Sigit Nuryadin
Kamis, 26 Desember 2024 | 20:38 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (SinPo.id/Kementerian Kebudayaan)
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (SinPo.id/Kementerian Kebudayaan)

SinPo.id - Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu peradaban tertua di dunia dalam peringatan 130 tahun penemuan fosil Pithecanthropus erectus, manusia purba yang pertama kali ditemukan oleh paleoantropolog Belanda, Eugène Dubois, pada 1894.

Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, menyampaikan bahwa penemuan ini tidak hanya penting dalam konteks ilmu pengetahuan, tetapi juga mengukuhkan Indonesia sebagai episentrum evolusi manusia.

Fadli Zon menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya pada acara pembukaan pameran bertajuk 'Indonesia, The Oldest Civilization on Earth? 130 Years After Pithecanthropus Erectus' yang berlangsung di Museum Nasional Jakarta, Kamis, 26 Desember 2024.

"Dengan ditemukannya Pithecanthropus erectus di tepian Bengawan Solo, Indonesia menunjukkan dirinya sebagai pusat peradaban purba yang sangat penting dalam sejarah manusia," kata Fadli.

Penemuan ini menempatkan Indonesia di garis depan studi paleoantropologi global, dengan lebih dari 60 persen fosil Homo erectus ditemukan di Pulau Jawa, termasuk di situs-situs bersejarah seperti Sangiran, Trinil, dan Ngandong, yang menyimpan fosil berusia lebih dari 1,5 juta tahun.

Pameran ini menampilkan berbagai fosil dan artefak bersejarah yang memperkaya pemahaman tentang kekayaan warisan manusia purba Indonesia. Salah satu sorotan utama ialah tengkorak Homo erectus S-17, tengkorak paling lengkap yang pernah ditemukan, yang dipamerkan untuk pertama kalinya kepada publik.

"Selain itu, fosil fauna purba seperti Mastodon dan Stegodon juga turut memperkaya pemahaman kita tentang ekosistem Nusantara di masa lampau," ungkap Fadli.

Fadli juga menjelaskan bahwa penemuan fosil manusia purba di Indonesia memberikan perspektif yang memperkaya, bahkan merevisi, teori "Out of Africa" yang selama ini mendominasi pemahaman tentang asal-usul manusia.

"Fosil-fosil ini menunjukkan bahwa Nusantara bukan hanya sebagai tempat berkembangnya manusia purba, tetapi juga sebagai laboratorium alami tempat manusia purba belajar bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya," ujarnya.

Lebih lanjut, Fadli Zon mengungkapkan bahwa pameran ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Kebudayaan untuk melestarikan dan memanfaatkan warisan budaya bangsa, sesuai dengan komitmen negara yang tercantum dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan.

"Kami mengajak generasi muda untuk menjadikan warisan ini sebagai sumber inspirasi dalam menghadapi tantangan masa depan," tandasnya.

Pameran 'Indonesia, The Oldest Civilization on Earth?' menampilkan lebih dari 20 koleksi fosil dan artefak dari berbagai museum ternama, seperti Museum Geologi Bandung, Museum Manusia Purba Sangiran, dan Museum Negeri Mpu Tantular.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI