Uskup Agung Jakarta Ikut Keputusan Pemerintah soal Kenaikan PPN 12 Persen

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 25 Desember 2024 | 18:18 WIB
Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo. (SinPo.id/tangkap layar)
Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo. (SinPo.id/tangkap layar)

SinPo.id - Uskup Agung Gereja Katedral Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, menyampaikan bahwa ia akan mengikuti keputusan pemerintah mengenai kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025. Namun, ia tetap akan bersikap kritis terhadap kebijakan tersebut.

"Mengenai PPN, tentu saja pihak yang memiliki keahlian di bidang ini akan terus berdiskusi. Namun, ketika pemerintah sudah memutuskan, kita harus mengikuti arus itu dengan sikap yang kritis," ujar Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Desember 2024.

Suharyo mengungkapkan bahwa ia selalu berusaha mengikuti perkembangan terkait PPN 12 persen, baik melalui diskusi di media massa maupun studi ilmiah. Namun, ia menyadari bahwa berbagai prediksi mengenai dampak ekonomi dari kenaikan PPN terhadap masyarakat sering kali tidak terbukti jelas.

"Ramalan-ramalan itu tidak selalu akurat. Sering kali yang diprediksi tidak sesuai dengan kenyataannya," ujarnya.

Suharyo menilai bahwa hal yang terpenting adalah mengikuti perkembangan zaman dan keputusan pemerintah, dengan tetap mempertahankan sikap kritis.

"Artinya, kita tidak bisa hanya mengatakan, 'Sudahlah, kita ikut pemerintah, apa pun keputusan mereka.' Kita harus tetap kritis terhadap masalah yang mungkin timbul akibat keputusan tersebut, meskipun kita belum tahu apa yang akan terjadi," katanya.

Selain itu, Suharyo juga menganjurkan umat untuk tetap menjalani hidup sederhana dan memegang prinsip-prinsip ajaran sosial gereja. Ia kemudian menyinggung tentang tema Keuskupan Agung Jakarta pada tahun 2025, yaitu "Memberi Perhatian Lebih kepada Saudara-Saudara Kita yang Kurang Beruntung."

"Itulah salah satu akibat yang bisa terjadi, misalnya kelas menengah semakin sedikit jumlahnya, kemampuan belanja semakin menurun, dan sebagainya," tambah Suharyo.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI