Uskup Agung Jakarta: Korupsi Adalah Pengingkaran Jati Diri Manusia
SinPo.id - Uskup Agung Gereja Katedral Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, mengungkapkan bahwa korupsi yang marak terjadi saat ini merupakan pengingkaran terhadap jati diri manusia yang paling dasar. Oleh karena itu, Gereja Katedral Jakarta telah membuat tata kelola yang memastikan gereja tetap menjadi lembaga yang dipercaya umat.
"Ketika di masyarakat tersebar kecenderungan untuk korupsi, untuk menggunakan jabatan, untuk kepentingan pribadi, hal seperti itu jangan pernah terjadi di dalam Gereja. Gereja harus tetap menjadi komunitas kontras, dan tidak boleh ada korupsi di dalamnya," ujar Suharyo dalam konferensi pers di Gedung Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Desember 2024.
Suharyo menjelaskan bahwa di Keuskupan Katedral Jakarta, telah diterapkan berbagai aturan tata kelola untuk menjaga integritas dan mencegah praktik korupsi. Gereja, menurutnya, harus tetap menjadi suara moral di tengah masyarakat.
"Supaya bahaya korupsi di dalam gereja, oleh umat sendiri, sejauh mungkin dapat dicegah," tambah Suharyo.
Lebih lanjut, Suharyo menilai bahwa maraknya praktik korupsi adalah bagian dari realitas kompleks yang terkait dengan budaya feodal di masyarakat, yang menitikberatkan pada gengsi dan status sosial.
"Dalam masyarakat feodal, yang paling dicari adalah kedudukan, status sosial, gengsi, dan sebagainya. Jika orientasi hidup seperti itu, tanpa disadari, segala cara dicari untuk mencapai itu, entah itu kekuasaan atau gengsi, dan semua itu membutuhkan uang, yang berujung pada korupsi," kata Suharyo.
Suharyo juga menyoroti tata kelola negara, yang menurutnya belakangan ini, kasus korupsi justru digunakan untuk kepentingan tertentu.
"Kita semua mendengar bahwa akhir-akhir ini korupsi malah dijadikan alat untuk 'membunuh' orang, untuk 'mematikan' orang, atau untuk 'menjegal' orang. Korupsi dibiarkan agar bisa digunakan untuk kepentingan tertentu. Ini adalah politik yang busuk, yang menggunakan segala cara," kritik Suharyo.