Sebanyak Dua Mantan Anggota Intelijen Israel Ungkap Cara Ledakkan Walkie-Talkie Hizbullah

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 24 Desember 2024 | 09:51 WIB
Walkie-talkie buatan Israel. (SinPo.id/AP)
Walkie-talkie buatan Israel. (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Sebanyak dua mantan agen intelijen Israel mengungkapkan bagaimana anggota kelompok pejuang Lebanon, Hizbullah, menggunakan walkie-talkie buatan Israel yang telah dipasang bom selama 10 tahun sebelum diledakkan dalam serangan mendadak pada bulan September tahun ini.

Mereka mengatakan, Hizbullah telah ditipu untuk membeli ribuan walkie-talkie dan pager yang direkayasa tanpa menyadari bahwa semua peralatan komunikasi tersebut dibuat di Israel.

Menurut salah satu agen, yang diberi nama Michael, Mossad telah menyembunyikan alat peledak di dalam baterai yang mengoperasikan walkie-talkie, yang biasa dibawa dalam rompi yang lebih dekat dengan jantung pemakainya. Hizbullah tanpa sengaja membeli lebih dari 16.000 walkie-talkie dari perusahaan palsu 10 tahun lalu.

"Kami menciptakan dunia pura-pura. Kami adalah perusahaan produksi global. Kami menulis skenarionya, kami sutradaranya, kami produsernya, kami aktor utamanya, dan dunia adalah panggung kami," kata Michael, dilansir dari BBC, Selasa 24 Desember 2024.

Kemudian operasi itu diperluas dua tahun lalu hingga mencakup pager. Mossad mengatakan saat itu Hizbullah membeli pager dari perusahaan Taiwan bernama Gold Apollo, dan Israel bekerja dengan perusahaan palsu yang menggunakan nama Gold Apollo pada pager yang dipasangi bahan peledak, tanpa sepengetahuan perusahaan induknya.

"Mossad memasukkan bahan peledak yang cukup kuat untuk melukai penggunanya. "Kami menguji semuanya tiga kali, dua kali lipat, beberapa kali untuk memastikan kerusakannya minimal," kata agen kedua, yang disebut Gabriel dalam program tersebut.

"Ketika mereka membeli dari kami, mereka sama sekali tidak tahu bahwa mereka membeli dari Mossad. Kami membuat seperti [film] Truman Show, semuanya dikendalikan oleh kami di balik layar," lanjutnya.

Lebanon mengutuk keras serangan pager dan walkie-talkie, sementara kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, mengatakan serangan itu membuatnya terkejut, karena metode serangan itu dinilai telah melanggar hukum hak asasi manusia internasional dan hukum humaniter internasional.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI