Ada Potensi Banjir Rob, Pemprov Pastikan Stok Pangan di Kepulauan Seribu Aman

Laporan: Sigit Nuryadin
Rabu, 18 Desember 2024 | 13:33 WIB
Pelaksana Tugas Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati. (SinPo.id/Antara)
Pelaksana Tugas Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati. (SinPo.id/Antara)

SinPo.id - Kepulauan Seribu dipastikan tidak akan mengalami kekurangan pangan kendati tengah menghadapi potensi fenomena alam yang dapat meningkatkan ketinggian air laut. 

Fenomena ini berpotensi menyebabkan banjir pesisir atau banjir rob, yang diperkirakan akan berlangsung antara 12-20 Desember 2024 dan 26 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.

Pelaksana Tugas Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati menyampaikan bahwa meskipun ada ancaman banjir rob, stok pangan di kawasan tersebut tetap aman.

"Kelima gerai Perumda Pasar Jaya yang tersebar di seluruh pulau tetap beroperasi, menjual kebutuhan pangan. Begitu juga dengan 491 warung dan toko pangan yang berfungsi secara normal," kata Suharini dalam keterangannya, Rabu, 18 Desember 2024.

Menurut dia, gerai-gerai Perumda Pasar Jaya tersebut antara lain Jakgrosir di Pulau Tidung Kecil, serta beberapa gerai di Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, Pulau Pramuka, dan Pulau Harapan.

Dia juga menyebut setiap kelurahan di Kepulauan Seribu rata-rata memiliki sekitar tiga ton beras, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan warga. 

“Dengan total stok beras sekitar 18 ton untuk enam kelurahan, kondisi stok pangan di Kepulauan Seribu sudah sangat mencukupi,” ungkap dia. 

Lebih lanjut, Suharini mengungkapkan, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan distribusi pangan rutin melalui Perumda Pasar Jaya dan Bulog. Selain itu, kata dia  setiap kelurahan diharuskan melaporkan kondisi stok pangan secara harian kepada bupati. 

"Laporan ini akan digunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan lebih lanjut, jika diperlukan," kata Suharini. 

Dia menambahkan, Pemprov DKI tetap melakukan pemantauan kondisi di lapangan untuk mengantisipasi dampak dari fenomena alam yang diperkirakan dapat meningkatkan risiko banjir pesisir.

 "Kami akan terus memantau dan siap untuk melakukan intervensi bila diperlukan," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI