MAKAN BERGIZI GRATIS

Bangkitkan Susu Nasional, Kementan Dorong Kemitraan Industri dan Peternak

Laporan: Sigit Nuryadin
Minggu, 15 Desember 2024 | 18:37 WIB
Ilustrasi susu (SinPo.id/ Pixabay)
Ilustrasi susu (SinPo.id/ Pixabay)

SinPo.id - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peningkatan kemitraan antara industri pengolahan susu (IPS) dan peternak lokal dalam rangka mengoptimalkan produksi dan kualitas susu nasional. 

Upaya ini bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor peternakan sapi perah, serta menciptakan keberlanjutan usaha peternakan yang lebih baik.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda menekankan pentingnya kolaborasi industri dengan koperasi dan peternak lokal untuk memastikan keberlanjutan sektor persusuan nasional. 

“Industri pengolahan susu harus ikut berperan dalam mendukung peningkatan populasi sapi perah. Ini adalah langkah penting dalam mewujudkan ketahanan pangan susu di Indonesia,” ujar Agung dalam keterangannya, Minggu, 15 Desember 2024.

Menurut dia, saat ini Kementan sedang menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) yang bertujuan untuk mempercepat produksi susu nasional, dengan fokus utama pada penyerapan susu segar dari peternak lokal dan pengurangan ketergantungan pada impor bahan baku susu. 

"Kami berharap seluruh IPS dapat berkomitmen mendukung program pemerintah dalam meningkatkan populasi sapi perah," tutur dia. 

Agung pun menyebut, salah satu langkah strategis yang sedang dijajaki ialah pengusulan 30 lokasi menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). 

Dengan status PSN, kata dia, berbagai insentif seperti biaya sewa lahan yang lebih murah, serta dukungan infrastruktur dan logistik, akan diberikan untuk mempercepat pengembangan sektor persusuan.

“Langkah ini termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, yang bertujuan memperkuat ekosistem persusuan di Indonesia,” jelas Agung.

Lebih jauh, Agung mengungkapkan, bahwa sektor peternakan sapi perah menghadapi tantangan besar akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada tahun 2022, yang mengakibatkan penurunan populasi sapi perah lebih dari 10 persen dan penurunan produktivitas hingga 30-40 persen. 

"Menanggapi hal ini, Kementan berupaya untuk memberikan perhatian serius dalam pemulihan sektor persusuan," ungkap dia. 

Dia juga menyampaikan, salah satu contoh kemitraan yang berhasil antara industri dan peternak lokal ialah Milk Collection Center (MCC) yang dibangun oleh PT Frisian Flag Indonesia (FFI) bekerja sama dengan Koperasi SAE Pujon di Malang, Jawa Timur. 

"Fasilitas ini menjadi model kemitraan yang mendukung para peternak lokal dalam meningkatkan hasil produksi susu mereka," kata dia. 

Agung menambahkan, bahwa konsumsi susu di Indonesia saat ini masih rendah, hanya sekitar 16 liter per kapita per tahun. Angka ini jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga Vietnam, yang telah mencapai 26 liter per kapita per tahun.

"Kami ingin susu menjadi bagian dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden, agar masyarakat, terutama anak-anak, lebih teredukasi mengenai pentingnya gizi dari susu, dan keseimbangan gizi anak-anak Indonesia dapat tercapai," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI