Parlemen Korsel Setujui Pemakzulan Yoon Suk Yeol: 204 Suara Mendukung

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 15 Desember 2024 | 07:54 WIB
Presiden Korea  Selatan
Presiden Korea Selatan

SinPo.id -  Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, resmi dimakzulkan setelah Majelis Nasional di Seoul memberikan suara mayoritas untuk mendukung mosi pemakzulan. Keputusan ini diambil dua minggu setelah deklarasi darurat militernya yang kontroversial, yang memicu krisis politik terbesar di negara itu dalam beberapa dekade terakhir.

Dalam sidang parlemen, sebanyak 204 anggota mendukung pemakzulan, sementara 85 menolak, tiga suara rusak, dan delapan suara dinyatakan tidak sah. Di luar gedung parlemen, sekitar 200.000 pengunjuk rasa bersorak gembira mendengar pengumuman ini, menuntut agar Yoon segera diberhentikan dari jabatannya.

Setelah hasil diumumkan, Presiden Yoon memberikan pernyataan emosional di televisi nasional. “Meskipun saya berhenti untuk saat ini, perjalanan bersama rakyat selama dua setengah tahun terakhir tidak boleh terhenti. Saya tidak akan pernah menyerah,” ujarnya.


Keputusan akhir mengenai pemakzulan kini berada di tangan Pengadilan Konstitusi Korea Selatan. Enam hakim di pengadilan harus memberikan suara bulat untuk mendukung keputusan parlemen. Proses ini bisa memakan waktu hingga 180 hari. Jika pemakzulan disahkan, pemilu presiden harus diadakan dalam 60 hari setelah keputusan final.

Sementara itu, suasana di luar gedung parlemen penuh semangat. Kebanyakan demonstran adalah kaum muda Korea Selatan yang memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan suara mereka. Para demonstran menari, menyanyi, dan melambaikan lightstick K-pop sebagai simbol perlawanan dan harapan perubahan.

“Saya sangat senang hingga tidak bisa berkata-kata,” ujar Yuri, seorang demonstran berusia 25 tahun. “Namun, saya juga kecewa bahwa banyak anggota parlemen yang tidak mendukung pemakzulan. Itu sangat memalukan.”

Krisis politik ini menjadi sorotan dunia internasional, terutama terkait stabilitas demokrasi di Korea Selatan yang telah lama menjadi panutan di Asia Timur.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI