Cak Imin: Gus Dur, Pemimpin Tanpa Cela Konstitusi yang Layak Jadi Pahlawan
SinPo.id - Dalam acara Haul ke-15 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang diselenggarakan oleh Badan Persaudaraan Antariman (Berani), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyampaikan seruan penting: Gus Dur layak diberi gelar pahlawan nasional. Acara tersebut dipenuhi oleh tokoh lintas agama yang mencerminkan semangat kebhinekaan dan toleransi yang selalu diperjuangkan oleh Gus Dur semasa hidupnya.
“Indonesia hari ini masih merasakan buah perjuangan Gus Dur. Beliau telah membuktikan bahwa kebhinekaan adalah kekuatan kita, dan beliau tidak pernah sekalipun menyalahi konstitusi dalam memimpin bangsa ini,” ucap Cak Imin di Gedung Nusantara IV, Senayan, Jakarta.
Jejak Gus Dur dalam Kebebasan Beragama
Keberanian Gus Dur dalam membela hak-hak minoritas dan mempromosikan persaudaraan lintas iman menjadi landasan kokoh bagi rasa aman masyarakat dalam memeluk agama hingga saat ini. "Jerih payah Gus Dur menjadi alasan mengapa kita bisa menikmati keberagaman yang harmonis,” kata Cak Imin dengan penuh penghormatan.
Tokoh lintas agama yang hadir, seperti Romo Magnis dan Ketua Matakin Budi S. Tanuwibowo, turut menggambarkan Gus Dur sebagai simbol toleransi dan keberagaman yang tidak pernah pudar.
Dorongan Menjadi Pahlawan Nasional
Menurut Cak Imin, pemberian gelar pahlawan nasional kepada Gus Dur bukanlah semata penghormatan pribadi, melainkan pengakuan bangsa terhadap nilai-nilai luhur yang beliau wariskan. "Bangsa ini membutuhkan Gus Dur sebagai inspirasi untuk terus menjaga persatuan dan kebhinekaan,” tuturnya.
PKB bersama Berani akan memperjuangkan pengakuan ini, berharap semangat Gus Dur terus menjadi teladan bagi generasi mendatang. “Meski Gus Dur tidak membutuhkan gelar tersebut, bangsa ini membutuhkan inspirasi besar darinya,” tegas Cak Imin.
Warisan yang Abadi
Gus Dur adalah pemimpin yang melampaui zamannya, seorang pejuang yang memahami bahwa kebhinekaan adalah jantung dari keberadaan Indonesia. Dalam ingatan kolektif bangsa, Gus Dur tidak hanya dikenang sebagai presiden, tetapi sebagai simbol keberanian, keadilan, dan cinta kasih yang tak lekang oleh waktu.
Mendorong Gus Dur sebagai pahlawan nasional bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga pengingat bahwa perjuangan beliau untuk kebhinekaan adalah tanggung jawab kita bersama. Semoga warisan semangat Gus Dur terus menjadi cahaya bagi perjalanan bangsa.