Kisruh Ketum PMI, Hamid Awaludin Sebut Agung Laksono Mahir Bikin Organisasi Tandingan

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 09 Desember 2024 | 21:18 WIB
Pengurus Demisioner PMI Hamid Awaludin. (SinPo.id/dok. PMI)
Pengurus Demisioner PMI Hamid Awaludin. (SinPo.id/dok. PMI)

SinPo.id - Pengurus Demisioner Palang Merah Indonesia (PMI) Hamid Awaludin menganggap, tindakan Agung Laksono mendirikan Musyawarah Nasional (Munas) PMI tandingan, merefleksikan jiwa tidak kesatria dan inkonstitusional.

Padahal, Agung Laksono sudah jelas dinyatakan tidak memenuhi syarat pencalonan 20 persen sebagai bakal Caketum PMI. 

"Apa yang ditunjukkan oleh Pak Agung Laksono Cs, itu refleksi dari jiwa tidak ksatria. Karena beliau maju dan di calon kan oleh beberapa pengurus, tetapi tidak memenuhi batas minimal endorsment yakni 20 persen. Sementara beliau hanya dapat 6 persen. Sehingga batas memasuki ke arena kontestasi, beliau tidak penuhi. Itulah sebabnya Pak JK dinyatakan secara aklamasi terpilih," kata Hamid di acara Munas PMI Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Senin, 9 Desember 2024. 

Diketahui, Agung Laksono mengklaim terpilih sebagai Ketua Umum PMI periode 2024-2029 versi Munas tandingan di Hotel Sultan, Jakarta. Deklarasi Agung ini menimbulkan adanya dualisme dalam tubuh PMI.

Sebab, Jusuf Kalla (JK) juga sudah ditetapkan menjadi Ketua Umum periode 2024-2029 melalui Musyawarah Nasional ke-22 yang digelar di Jakarta pada Senin, 9 Desember 2024. 

Hamid mengaku tidak kecewa dengan sikap Agung yang membuat Munas PMI tandingan. Sebab, Agung memiliki keterampilan dan bertalenta dalam membuat organisasi tandingan. Seperti memecahkan Kosgoro, kemudian membuat Munaslub Golkar melawan Aburizal Bakrie. 

"Saya harus hargai talenta (Agung Laksono) itu. Bahwa beliau mahir mendirikan organisasi tandingan. Pernah mendirikan Kosgoro tandingan melawan Hayono Isman. Tahun 2014 membuat Munaslub Golkar menantang Golkar yang dipimpin secara sah oleh Pak Aburizal Bakrie dan beliau (Agung Laksono) kalah di Mahkamah Agung," kata Hamid. 

Saat ini, menurut Hamid, Agung Laksono ingin menguji kembali talentanya tersebut melalui PMI. 

"Hari ini beliau menujukan lagi keterampilan tingkat tinggi yaitu mendirikan PMI tandingan. Ya kita hargai talenta beliau itu yang senang dan memiliki hobi tandingan," sindirnya. 

Lagi pula, lanjut Hamid, membuat organisasi tandingan seperti halnya PMI tidaklah mudah. Karena memiliki jaringan internasional. 

"Tidak semudah itu membuat organisasi tandingan PMI. Karena PMI itu memiliki jaringan internasional, federasi ICRC. Mendirikan PMI tandingan tidak sama dengan membuat organisasi membuat kue apem, yang bisa kapan saja, dimana saja," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI