Pimpinan MPR Dorong Pemanfaatan Media Sosial untuk Meningkatkan Daya Tarik Museum
SinPo.id - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) menyebut pentingnya menyosialisasikan museum ke publik. Masifnya sosialisasi dinilai sebagai upaya membangun ketertarikan masyarakat terhadap museum.
Ini disampaikan Rerie saat menjadi pembicara kunci pada workshop pembinaan sosial media museum bertajuk 'Media Sosial Menarik Minat Anak Muda ke Museum', yang diselenggarakan Yayasan Mitra Museum Jakarta (YMMJ) bersama MPR RI di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta Barat, Kamis, 5 Desember 2024.
"Museum harus memiliki daya tarik, sekaligus daya ungkit sehingga koleksi-koleksi yang dimiliki museum bisa disukai oleh masyarakat luas," kata Rerie dalam keterangannya, Jakarta, Jumat, 6 Desember 2024.
Rerie menekankan di era globalisasi pemanfaatan media sosial dalam menyampaikan nilai-nilai yang dimiliki setiap koleksi museum adalah sebuah keniscayaan.
"Pemanfaatan teknologi bisa dilakukan untuk pengembangan pengelolaan museum di era saat ini," kata Rerie.
Rerie berpendapat di era globalisasi saat ini museum perlu ruang virtual yang interaktif agar mampu memikat para pengunjung museum. Legislator dari Fraksi Partai NasDem ini juga menilai museum tidak hanya harus menarik dengan berbagai koleksi dan narasi yang menyertainya.
Lebih dari itu, kata dia, museum harus mampu menjadi pembawa pesan tentang masa lalu bangsa yang mengandung nilai-nilai luhur dan dapat dimaknai di masa kini. Rerie menyatakan pemanfaatan media sosial di era saat ini merupakan sebuah keniscayaan untuk menyebarluaskan pesan dan beragam makna yang terkandung dari setiap koleksi yang dimiliki museum.
"Harapannya koleksi museum dengan beragam narasi yang ditampilkan pada media sosial dapat dinikmati dan dipahami setiap generasi sehingga mampu memupuk antara lain nilai-nilai nasionalisme, mendorong sikap toleransi, dan saling menghormati dalam keberagaman bagi setiap anak bangsa," tegasnya.
Hadir pada acara tersebut antara lain Ketua YMJJ Catherine Widjaja, Strategic Communications Consultant Athia Dewi Fadhlina, dan Corporate Content Creator Pandu Wicaksono, serta generasi muda pengelola museum.