Lembaga Amal Muhammadiyah Ini Siap Implementasikan Kampung Berkemajuan
SinPo.id - Lima Kantor Lembaga amal dan zakat Muhamamdiyah (Lazismu) siap implementasikan Kampung Berkemajuan, sebagai bagian ikhtiar mendukung dan melengkapi capaian pembangunan berkelanjutan sesuai dengan tema Raker Sinergi Kebajikan Untuk Inovasi Sosial dan Capaian SDGs. Lima kantor lazismu itu meliputi Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung,
“Suatu program unggulan dan strategis dari Lazismu yang memiliki kajian kawasan berbasis partisipasi kebutuhan masyarakat,” ujar Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais, usai penandatanganan komitmen, Jum’at 29 November 2024.
Program unggulan Kampung Berkemajuan menurut Mujadid Rais merupakan rencana jangka panjang yang direncanakan sejak terbitnya renstra 2021 hingga 2025. Untuk tahun 2025, lanjut dia, ditargetkan 5 wilayah antara lain, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung, akan melaksanakan sesuai dengan kekhasan masing-masing wilayah.
“Jika lima wilayah ini telah berjalan dan memberikan dampak yang bagus dalam prosesnya, maka akan ada wilayah lainnya untuk bersiap melakukan hal yang sama,” ujar Mujadid menambahkan.
Menurut Mujadid, Kampung Berkemajuan beririsan dengan pembangunan berkelanjutan berbasis desa yang langsung menyentuh masyakarat.
Praktisi dan Peneliti dari Filantropi Indonesia Hamid Abidin, menilai langkah Lazismu membangun Kampung Berkemajuan memerlukan strategi pencapaian. Hamid menilai Lazismu dengan program unggulannya tersebut berperan sebagai lembaga yang tumbuh dari masyarakat sipil lewat gerakan filantropi Islam posisinya hanya mendukung dan melengkapi capaian SDGs.
“Karena itu tidak semua capaian dan indikatornya dapat dilakukan Lazismu semuanya. Jadi jangan sampai terjebak,” ujar Hamid.
Menurut dia, dalam konteks filantropi, lembaga seperti Lazismu memiliki peran strategis untuk melengkapi peran pemerintah, bukan mengambil alih. Ia mencontohkan, program makan gratis dapat didukung dengan membangun kebun komunitas yang melibatkan masyarakat setempat untuk memastikan keberlanjutan.
Filantropi juga dapat berperan dalam advokasi dan membuka akses komunitas terhadap program pemerintah, seperti pelatihan dan sertifikasi untuk Badan Usaha Milik Desa.
Tercatat beberapa program Lazismu yang mendukung SDGs sudah berjalan dengan baik, misal bisa dibuat seperti Green Qurban yang menggabungkan kegiatan berkurban dengan penanaman pohon. Selain itu program Jumat Berkah juga dapat ditingkatkan dengan menambahkan edukasi gizi seimbang.
Hamid menyarankan perlu ada rekomendasi agar Lazismu lebih berorientasi pada dampak program, tidak hanya pada output. Sebagai contoh, laporan program sebaiknya memuat data peningkatan pendapatan penerima manfaat atau jumlah masyarakat yang teredukasi.
“Dengan mengintegrasikan elemen SDGs pada program-program yang sudah ada, Lazismu dapat memberikan kontribusi signifikan pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” katanya.