KETAHANAN EKONOMI INDONESIA

OJK: Hilirisasi dan Inovasi Teknologi Penting untuk Ketahanan Ekonomi

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 28 November 2024 | 13:38 WIB
Gedung Otoritas Jasa Keuangan. (SinPo.id/ Dok. OJK)
Gedung Otoritas Jasa Keuangan. (SinPo.id/ Dok. OJK)

SinPo.id - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai, hilirisasi dan inovasi teknologi, sangat penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Karena, selain meningkatkan nilai tambah sumber daya domestik, hilirisasi juga membuka peluang investasi dan memperkuat daya saing di pasar global.

"Prinsipnya nanti akan meningkatkan daya tahan, dan juga ketahanan perekonomian nasional. Karena di satu sisi berbasis pada pengembangan nilai tambah hilirisasi sumber daya mineral maupun pertanian, di lain pihak berbasis dari stakeholdersnya, berbasis dari sektor jasa keuangan pendukungnya, dan juga aktivitas multiplier efeknya akan semakin banyak berlaku di Indonesia," kata Mahendra dalam keterangannya, Kamis, 28 November 2024.

Mahendra juga memastikan, pihaknya mendukung komitmen nasional dalam mencapai net zero emission dan pembangunan berkelanjutan, antara lain dengan mengeluarkan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI).

Untuk taksonomi versi pertama yang sudah diterbitkan OJK, berfokus pada sektor ataupun proses energy transition dan critical minerals. Karena critical minerals sangat diperlukan untuk energy transition.

"Tahap selanjutnya dari taksonomi berkelanjutan itu adalah versi dua yang berkaitan dengan sektor construction, real estate, transportation and storage, dan agro serta forestry and land use. Saat ini sedang dalam finalisasi dan kami harapkan pada awal tahun depan akan bisa diterbitkan," katanya.

Selain itu, OJK juga mendukung upaya pemerintah untuk menjadi anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan kelompok negara-negara BRICS. Karena itu merupakan langkah strategis dalam memperkuat landasan ekonomi, keuangan, dan investasi di Indonesia menuju perekonomian yang semakin modern dan berkembang.

Sementara, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan meminta agar industri jasa keuangan terutama sektor pasar modal, turut serta dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang ditetapkan pemerintah. 

"Pasar modal berperan sebagai pilar utama pembiayaan pembangunan, terutama dalam mendukung hilirisasi industri, transisi energi, dan penguatan ekonomi digital," ujarnya.

Senada, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan P. Roeslani, menyampaikan pentingnya investasi sebagai kunci pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

"Salah satu engine of growth untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen adalah investasi. Upaya mendukung hilirisasi, memperkuat pasar modal sebagai pondasi likuiditas, dan mendorong investasi strategis, termasuk di sektor karbon, akan menjadi pilar utama untuk mewujudkan visi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan," kata Rosan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI