PILKADA SERENTAK

Pemuda Desak Cakada Berpihak Pada Kesejahteraan Rakyat

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 22 November 2024 | 20:43 WIB
Ilustrasi Pilkada Serentak (SinPo.id/ Antara)
Ilustrasi Pilkada Serentak (SinPo.id/ Antara)

SinPo.id - Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) bersama dengan beberapa perwakilan pemuda menyelenggarakan konferensi pers jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Konferensi pers mengusung tema “Kawal Pilkada - Kawal Kesehatan Warga”.

Dengan pemilih muda mencakup lebih dari 56% dari total pemilih, generasi milenial dan Gen Z memiliki peran strategis dalam menentukan masa depan bangsa. Namun, di tengah suasana politik, mereka menilai ada isu-isu mendasar yang menyentuh langsung kesejahteraan publik, seperti kesehatan masyarakat yang sering kali terabaikan.

Tantangan seperti tingginya angka konsumsi rokok di kalangan anak muda terus menjadi ancaman besar bagi generasi mendatang. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya adalah perokok anak. 

“Tingginya angka perokok sebenarnya sudah menunjukan bahwa isu krusial seperti ini kerap terpinggirkan dalam isu-isu politik nasional. Padahal, dampaknya merambah ke sektor-sektor vital negara, seperti kesehatan masyarakat, ekonomi, lingkungan, hak asasi manusia, dan lainnya,” Program Manager Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC), Ni Made Shellasih, dalam keterangannya.

Shella menilai, momentum Pilkada ini seharusnya menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk tidak hanya memilih pemimpin, tetapi juga memastikan arah kebijakan yang berkelanjutan.

"Pemilih harus melihat kandidat dengan pertimbangan luas, bukan hanya janji politik, tetapi juga rekam jejak yang menunjukkan keberpihakan terhadap kepentingan publik,” kata Shella. 

Anggota Dewan Perwakilan Remaja (DPRemaja) dari Kota Medan, Rizky Ramadhan menegaskan, program inisiasi IYCTC dan CISDI, menyoroti anak muda terus menjadi target utama dalam strategi pemasaran industri rokok.

"Di Kota Medan sendiri, isu kesehatan masyarakat juga sering kali dinomor duakan dalam prioritas politik daerah. Kawasan tanpa rokok (KTR) yang seharusnya melindungi ruang publik dari paparan rokok, misalnya, masih jauh dari optimal,” tegas Rizky. 

Sementara itu, Yemima Aurellia dari Pemuda Penggerak menjelaskan, daerah memiliki regulasi pengendalian rokok yang sudah baik di atas kertas, tetapi tanpa pemimpin yang tegas, implementasinya lemah.

"Di Surakarta, kami berkolaborasi dengan Yayasan Kakak dan pemangku kebijakan (Pemerintahan lokal, dinas terkait dan DPRD setempat) untuk memastikan Perda No. 19 tahun 2019 tentang KTR (Kawasan Tanpa Rokok) dan Perda Reklame No. 3 tahun 2023 yang salah satunya mengatur tentang pelarangan iklan rokok radius 200 meter dari sekolah dan telah terlaksana dengan baik. Dan secara langsung, ini menunjukkan bukti bahwa kebijakan dapat berhasil jika ada dukungan penuh dari kepala daerahnya” katanya. 

Melihat kebutuhan akan pemimpin yang berpihak pada kesehatan rakyat, platform Pilihan Tanpa Beban (https://pilihantanpabeban.id/) milik IYCTC hadir sebagai ‘alat bantu’ informasi berbasis data yang ditujukan agar masyarakat dapat mengetahui rekam jejak kandidat, baik calon kepala daerah maupun anggota legislatif terhadap pengendalian rokok di Indonesia.

“Melalui kanal ini, kami telah memetakan sikap dan komitmen 37 pasangan calon gubernur serta 580 anggota DPR RI periode 2024-2029 terhadap kebijakan pengendalian rokok. Inisiatif ini menjadi bentuk kontribusi generasi muda dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas di era demokrasi digital,” kata Shella. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI