ESDM Ungkap Indonesia Butuh Rp1.200 Triliun untuk Bangun EBT

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 20 November 2024 | 17:51 WIB
Ilustrasi panel surya. (SinPo.id/dok. ESDM)
Ilustrasi panel surya. (SinPo.id/dok. ESDM)

SinPo.id - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, Indonesia membutuhkan investasi mencapai Rp1.200 triliun, untuk pembangunan transmisi dan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), selama 10 tahun ke depan. 

"Kegiatan investasi yang dilakukan (bisa) oleh perusahaan dalam negeri, termasuk BUMN. Kita juga bisa berkolaborasi dengan negara-negara ASEAN, juga dengan multinasional company," kata Yuliot dalam acara Electricity Connect 2024 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 20 November 2024. 

Yuliot merincikan, investasi Rp1.200 triliun tersebut diperuntukkan untuk pengembangan jaringan transmisi sebesar Rp400 triliun, dan pembangunan pembangkit sebesar Rp800 triliun. 

Karena, dalam 10 tahun ke depan, Indonesia harus mengembangkan transmisi yang cukup panjang lebih dari 50 ribu kilometer (km) sirkuit, termasuk transmisi ketegangan ekstra tinggi sekitar 500 kilowatt sepanjang lebih dari 10 ribu km sirkuit

"Pemerintah juga menargetkan adanya tambahan pembangkit sekitar 68 gigawatt dalam 10 tahun ke depan, termasuk porsi EBT sekitar 47 gigawatt dengan total investasi pembangkit listrik itu lebih dari sekitar Rp800 triliun," kata Yuliot. 

Bagi Yuliot, ini semua merupakan komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada energi, sekaligus mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI