Muhammadiyah Peringati Milad ke-112 dan Gelar Tanwir di Kupang, Undang Presiden Prabowo

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 18 November 2024 | 13:19 WIB
Konpers Pimpinan Pusat Muhammadiyah (SinPo.id/Muhammadiyah.or.id)
Konpers Pimpinan Pusat Muhammadiyah (SinPo.id/Muhammadiyah.or.id)

SinPo.id - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan menggelar Tanwir bersamaan dengan peringatan Milad ke-112 di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 4 hingga 6 Desember 2024 mendatang. Muhammadiyah mengundang Presiden Prabowo Subianto untuk membuka acara Tanwir. 

"Insya Allah kami sudah bersurat langsung dan bertemu untuk mengundang Presiden RI Pak Prabowo Subianto untuk membuka dan menyampaikan amanat dalam Tanwir itu. Mudah-mudahan tidak ada kendala karena masih mengikuti G20 dan tugas-tugas ke luar negeri," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam konferensi pers, Senin, 18 November 2024. 

Haedar menjelaskan, Tanwir merupakan pranata permusyawaratan tertinggi di bawah Muktamar yang diikuti oleh 350 orang, mewakili Pimpinan Pusat, perwakilan Pimpinan Wilayah, dan Organisasi Otonom Muhammadiyah. 

Selain anggota, peserta, dan peninjau Tanwir, acara pembukaan juga bakal dihadiri warga perserikatan, elite nasional, serta tokoh dan masyarakat setempat. 

Adapun dipilihnya Kupang sebagai tempat Tanwir dan Milad atas beberapa pertimbangan. Pertama, sebagai apresiasi dan dukungan penuh atas kemajuan dan pengkhidmatan Muhammadiyah NTT termasuk Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) yang telah dan terus berkiprah memajukan daerah dan masyarakat. 

Kedua, meningkatkan usaha-usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, pemberdayaan, dan program lainnya yang memajukan kehidupan rakyat.

Ketiga, menggalang kerja sama dengan semua pihak untuk gerakan kemakmuran bangsa baik di NTT maupun di seluruh tanah air Indonesia. Acara peringatan Milad ke-112 dan Tanwir itu akan mengusung tema "Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua." 

Tema tersebut seleras dengan tujuan bangsa, yaitu mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur yang harus dinikmati oleh seluruh warga negara, bukan hanya sejumlah kelompok.

"Konsep kemakmuran kan konsep yang lebih pada kesejahteraan, dan kemampuan kita memanfaatkan sumberdaya alam yang subur untuk kesejahteraan rakyat, yang bagi kami kesejahteraan rakyat itu juga sebenarnya bagi Indonesia yang berbasis pada pancasila, bukan hanya bersifat pada fisik semata tetapi juga hal-hal yang berdimensi kerohanian," katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI