Bapanas: Bantuan Beras Efektif Jaga  Inflasi dan Daya Beli Masyarakat

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 16 November 2024 | 14:55 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. (SinPo.id/dok. Bapanas) ​​​​​​​
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. (SinPo.id/dok. Bapanas) ​​​​​​​

SinPo.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan, kualitas program bantuan pangan (Banpang) beras tahun 2024, akan terus ditingkatkan, supaya kian efektif, masif, dan produktif dalam memberi dampak positif bagi penerima. 

Menurut Arief, penyaluran banpang beras yang menyentuh langsung ke masyarakat berpenghasilan rendah, turut mendukung pengendalian inflasi secara nasional. 

"Bantuan pangan beras ini bukan hanya sekedar bantuan, tetapi ini merupakan intervensi pemerintah dalam menjaga inflasi dan juga terkait dengan daya beli. Inflasi kita secara tahunan membaik di 1,71 persen," kata Arief dalam keterangannya, Sabtu, 16 November 2024. 

Arief mengaku optimis inflasi pangan dapat terkendali, karena target inflasi nasional di kisaran angka 2,5 persen plus minus 1.

"Inflasi volalite food di 0,89 persen, ini angka yang baik. Oleh karena itu, saya mau mengucapkan terima kasih atas praktik baik program ini dan kita akan tutup tahun 2024 ini dengan bantuan pangan di bulan Desember," ucapnya.

Selain mengendalikan inflasi, program banpang beras juga disebut Badan Pusat Statistik (BPS) juga mempuyai andil mempengaruhi penurunan tingkat kemiskinan selama periode Maret 2023 sampai Maret 2024. Dengan sokongan beras pemerintah sejumlah 10 kilogram (kg) ke masing-masing PBP tiap bulannya, mampu menjadi penyangga ekonomi masyarakat miskin.

Penyediaan berupa beras 10 kg berkualitas baik per bulannya yang dikelola oleh Perum Bulog dapat membantu sepertiga konsumsi beras suatu keluarga miskin. Menurut BPS, pada Maret 2024, rerata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,78 orang. Sementara rerata konsumsi beras per kapita dalam sebulan di tahun 2024 adalah 6,50 kg.

Dengan kata lain, rumah tangga miskin dalam sebulan setidaknya membutuhkan beras 31,07 kg. Dengan adanya sokongan beras dari banpang sejumlah 10 kg, maka sepertiga kebutuhan beras dalam sebulan telah terpenuhi.

"Bantuan pangan beras 2 tahun terakhir ini adalah yang paling masif dan sesuai dengan apa yang kita rencanakan bersama-sama. Bulog pun mungkin merasakan 2 tahun ini yang paling menantang ya. Untuk itu, evaluasi ini akan menjadi bahan masukan konstruktif bagi kita semua dan tentunya ke depan, akan semakin baik lagi," ujarnya.

Oleh karena itu, Arief memuji transporter karena telah mampu menjangkau ke pelosok negeri demi mensukseskan banpang beras. 

"Saya ingin sampaikan kepada bapak ibu semua bahwa kita mengerjakan ini juga merupakan suatu ibadah. Visi swasembada pangan dari Bapak Prabowo memang challenging dan tujuannya mulia sekali, agar Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangannya secara berdikari dari hasil keringat petani dalam negeri," kata Arief.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI