Demi Perdagangan Inklusif, Mendag Usul Reformasi WTO

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 16 November 2024 | 10:41 WIB
Mendag Budi Santoso dalam  pertemuan menteri kerja sama ekonomi Asia-Pasifik. (SinPo.id/dok. Kemendag)
Mendag Budi Santoso dalam  pertemuan menteri kerja sama ekonomi Asia-Pasifik. (SinPo.id/dok. Kemendag)

SinPo.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, Indonesia mendukung usulan merefromasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) demi mewujudkan perdagangan inklusif dan berkelanjutan. Sebab, kawasan perdagangan bebas Asia-Pasifik (FTAAP) sebagai inisiatif penting dalam integrasi kawasan Asia-Pasifik sesuai visi APEC Putrajaya 2040.

Hal itu disampaikan Budi dalam pertemuan menteri kerja sama ekonomi Asia-Pasifik (APEC Ministerial Meeting) ke-35 di Lima, Peru. 

"WTO merupakan pilar utama sistem perdagangan multilateral. Agar sistem tetap relevan, kita harus berdialog secara terbuka dan melangkah menuju reformasi WTO," kata Budi dalam keterangannyaSabtu, 16 November 2024. 

Menurut Budi, WTO harus menjadi landasan sistem perdagangan multilateral. Maka, memberikan kerangka kerja penting untuk mengatasi tantangan bersama di antara beragam perekonomian.

"Untuk menjaga relevansi dan efektivitas WTO, kita harus melakukan reformasi yang berarti," tuturnya. 

Indonesia meyakini, percepatan pembahasan reformasi sangat penting, dengan memprioritaskan pemulihan sistem penyelesaian sengketa dua tingkat melalui penunjukan anggota Badan Banding.

"Hal ini penting untuk membangun kembali kepercayaan anggota terhadap WTO dan memperkuat kredibilitasnya dalam menyelesaikan perselisihan perdagangan," urainya.

Budi juga menggarisbawahi pentingnya memastikan akses pasar yang adil dan merata bagi produk pertanian, terutama dari negara berkembang. Usaha kecil dan menengah (UKM) dari negara-negara berkembang juga perlu didorong untuk berpartisipasi dalam perdagangan global.

"WTO dapat mendukung hal ini dengan memberikan bantuan teknis, peningkatan kapasitas, dan mengatasi hambatan non-tarif yang berdampak besar terhadap UKM, sehingga mendorong pasar global yang lebih inklusif," tukas Budi.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI