P20 BRASIL

Hadiri P20 di Brasil, Puan: Mungkin Ini Masa Paling Bahaya Usai Perang Dunia II

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 08 November 2024 | 19:09 WIB
Ketua DPR Puan Maharani (SinPo.id/ Parlementaria)
Ketua DPR Puan Maharani (SinPo.id/ Parlementaria)

SinPo.id - Ketua DPR RI Puan Maharani, menyoroti isu kelaparan akibat perang saat menghadiri G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20) ke-10 yang diselenggarakan di Brasil, Amerika Selatan, dengan tema utama "Parlemen untuk Dunia yang Adil dan Planet yang Berkelanjutan".

Puan menyoroti krisis global yang sedang berlangsung dan mengganggu kehidupan masyarakat di seluruh dunia, mulai dari pandemi Covid-19, ketidakstabilan ekonomi, perubahan iklim, hingga perang dan konflik. 

Menurutnya, kondisi tersebut telah meningkatkan kerawanan pangan dan energi, dengan hampir 700 juta orang atau 8,5 persen populasi global masih hidup dalam kemiskinan ekstrem.

"Kita hidup di era ketegangan geopolitik yang meningkat, mungkin ini adalah masa paling berbahaya sejak Perang Dunia II. Dunia sedang menghadapi badai masalah secara bersamaan," kata Puan, dalam keterangan persnya, Jumat 8 November 2024.

Dalam forum tersebut, Puan mengajak parlemen untuk memperbarui komitmen politik dalam mengalokasikan anggaran demi menciptakan dunia yang lebih damai dan sejahtera. Ia menegaskan, ini berlaku untuk negara besar maupun kecil.

"Kita semua sebagai pemimpin politik di negara kita dapat membuat perbedaan dan mempengaruhi pemerintah untuk menyelesaikan perselisihan secara damai," paparnya.

Selain itu, kata Puan, sebagai kelompok dengan perekonomian terkuat, G20 harus mengambil tindakan berani dengan memimpin dan memperbaiki fokus prioritas dunia. Pada saat yang sama, krisis global juga memerlukan perhatian bersama.

Oleh karena itu, ia juga mengajak anggota P20 umtuk mendukung upaya mengakhiri perang di Gaza, Ukraina, dan wilayah konflik lainnya. Dia juga meminta seluruh negara G20 untuk segera menyerukan gencatan senjata dan memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

"Solusi dua negara harus diwujudkan. Perang bukanlah hal yang tak terhindarkan, ini adalah keputusan politik, apakah kita memilih perang atau damai," katanya menambahkan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI