Menkeu Sebut Terpilihnya Trump Bikin Nilai Tukar Rupiah Tertekan
SinPo.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, terpilihnya Donlad Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), turut memberi dampak pada nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar. Namun, tekanan nilai tukar rupiah masih lebih baik dibanding nilai tukar mata uang negara lainnya.
"Dengan terpilihnya Trump, dolar Amerika Serikat mengalami penguatan dan rupiah tertekan. Tapi, rupiah kita kalau dibandingkan negara lain, baik negara G7 maupun G20, masih lebih baik," kata Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat, 8 November 2024.
Saat ini, dolar mengalami apresiasi sebesar 3,13 persen, sementara rupiah terdepresiasi sebesar 2,68 persen (year-to-date/ytd).
Namun, depresiasi mata uang sejumlah negara lain lebih rendah dari rupiah, seperti peso Filipina yang terdepresiasi sebesar 5,69 persen, won Korea Selatan 6,79 persen, dan yen Jepang 7,78 persen.
"Pergerakan nilai tukar kita sempat mengalami penguatan yang cukup baik sampai Oktober lalu, bahkan mencapai Rp15.200. Kemudian terjadi sentimen global, termasuk potensi Fed Fund Rate (FFR) akan diturunkan lagi dan terpilihnya Presiden Trump," kata dia.
Sementara tren imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) domestik cenderung sideways. Hal itu lantaran masih terpengaruh oleh cukup tingginya ketidakpastian global.
Hingga Oktober, yield obligasi 10 tahun Indonesia mengalami penurunan, kemudian sedikit meningkat pada minggu terakhir, di mana yield mencapai 6,76 persen. Sementara yield US Treasury dalam tren meningkat ke 4,4 persen.
"Selisih (spead) antara obligasi 10 tahun kita dengan US Treasury masih cukup rendah,” ujarnya.
Dari sisi aliran modal, pasar SBN mengalami aliran dana masuk (inflow) sebesar Rp14,98 triliun pada Oktober. Namun, pada November (sampai dengan 6 November), tercatat outflow sebesar Rp4,12 triliun karena adanya sentimen dari Pilpres AS.
Kendati demikian, secara ytd, pasar SBN mencatatkan inflow sebesar Rp39,40 triliun. Sebab itu, kondisi perekonomian Indonesia akan terus dipantau, dikelola terutama menjelang akhir tahun.
"Kita tentu akan mengikuti nanti perkembangan di kuartal-IV untuk APBN sendiri maupun perekonomian secara keseluruhan. Kita berharap nanti akan tetap terjaga sampai akhir tahun dalam posisi yang positif," tukasnya.