Kunjungan Perdana Presiden Prabowo ke Tiongkok, Pengamat: Wajar dan Strategis
SinPo.id - Analis komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensat) menilai kunjungan luar negeri perdana Presiden Prabowo Subianto ke Republik Rakyat Tiongkok (China) pada 8-10 November 2024 sebagai langkah yang sangat wajar dan strategis.
Menurut Hensat, pilihan Tiongkok sebagai negara pertama yang dikunjungi Prabowo mencerminkan kelanjutan hubungan baik yang telah terjalin antara kedua negara selama pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Adapun dalam tayangan YouTube bersama Bambang Widjojanto pada 28 Oktober 2024, Hensat sebelumnya telah memprediksi bahwa Prabowo akan mengunjungi Tiongkok dalam perjalanan luar negeri pertama sebagai Presiden.
"Mengapa KTT BRICS di Kazan, Rusia tidak dia langsung yang datang? Jangan-jangan, kunjungan Pak Prabowo sebagai Presiden nanti adalah China, ah prediksi mudah itu, bagus-bagus aja," kata Hensat dalam keterangannya pada Rabu, 6 November 2024.
Hensat menyebut, langkah Prabowo untuk memilih Tiongkok sebagai tujuan kunjungan pertama sangat logis, mengingat hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok yang sudah terjalin erat selama masa pemerintahan Jokowi.
"Saya melihatnya Prabowo ini ingin melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Joko Widodo. Saat Jokowi menjabat sebagai presiden, hubungan Indonesia-Tiongkok ini baik, sehingga sepertinya Prabowo ingin melanjutkan itu," tutur dia.
Kendati demikian, Hensat mengatakan, tidak menutup kemungkinan kunjungan ini juga menjadi kesempatan bagi Prabowo untuk memperkenalkan dirinya sebagai pemimpin baru Indonesia dan mengomunikasikan arah kebijakan luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinannya kepada Presiden Xi Jinping.
"Prabowo bisa memperkenalkan dirinya sebagai pemimpin baru dan juga memberi gambaran tentang kebijakan luar negeri Indonesia yang akan datang," kata Hensat.
Lebih lanjut, Hensat pun berharap, kunjungan ini dapat membawa manfaat besar bagi pembangunan Indonesia, terutama dalam memperkuat diplomasi Indonesia dengan Tiongkok.
"Prabowo dalam kunjungan ini memiliki kesempatan untuk menunjukkan warna baru dalam diplomasi luar negeri Indonesia, meskipun hubungan yang sudah hangat antara Indonesia dan China ini merupakan kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya," tandasnya.