Hizbullah Tunjuk Naim Qassem Sebagai Pemimpin Baru

Laporan: Khaerul Anam
Selasa, 29 Oktober 2024 | 19:42 WIB
Pemimpin Hizbullah baru, Naim Qassem (SinPo.id/AFP)
Pemimpin Hizbullah baru, Naim Qassem (SinPo.id/AFP)

SinPo.id - Hizbullah Lebanon mengumumkan pada Selasa, 29 Oktober 2024, bahwa mereka sepakat memilih Naim Qassem untuk menggantikan Hasan Nasrallah, pemimpin yang tewas dalam serangan Israel di Beirut selatan bulan lalu. Qassem adalah pejabat tertinggi kedua dalam gerakan tersebut.

"Dewan Syura (yang memerintah) Hizbullah sepakat untuk memilih Sheikh Naim Qassem sebagai sekretaris jenderal baru," kata kelompok yang didukung Iran itu dalam sebuah pernyataan, lebih dari sebulan setelah pembunuhan Nasrallah.

Hizbullah bertekad menjaga "api perlawanan tetap menyala" hingga berhasil menang melawan Israel setelah pertempuran sengit meletus pada 23 September.

Qassem terpilih oleh Dewan Syura yang terdiri dari lima anggota, yang merupakan badan pengambil keputusan utama kelompok tersebut. Pemilihan itu dilakukan dua hari sebelum pengumuman resmi pada Selasa, menurut sumber yang dekat dengan Hizbullah.

Sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang berbicara kepada pers, mengatakan Dewan Syura yang baru akan dipilih setelah perang berakhir.

Sumber tersebut menyebutkan bahwa Dewan itu nantinya dapat memilih untuk menunjuk pemimpin baru atau mempertahankan Qassem di posisi puncak.

Qassem telah lama berada di bawah bayang-bayang Nasrallah, sosok yang dikenal sebagai salah satu pemimpin paling misterius dan berpengaruh di Timur Tengah.

Hashem Safieddine, yang menjabat sebagai kepala dewan eksekutif Hizbullah, sebelumnya diprediksi akan menggantikan Nasrallah.

Namun, ia juga tewas dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut tak lama setelah kematian Nasrallah.

Sekutu Hizbullah dari Palestina, Hamas, menyambut baik pemilihan Qassem.

"Kami melihat pemilihan ini sebagai bukti pemulihan partai dari penyerangan terhadap para pemimpinnya..." kata Hamas dalam sebuah pernyataan. Mereka berjanji akan "mendukung kepemimpinan baru".

Qassem, 71 tahun, adalah salah satu pendiri Hizbullah pada 1982. Ia menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal partai sejak 1991, satu tahun sebelum Nasrallah mengambil alih kepemimpinan.

Ia lahir di Beirut pada 1953 dari sebuah keluarga dari Desa Kfar Fila di perbatasan dengan Israel.

Ia adalah pejabat senior Hizbullah yang paling sering terlihat di depan publik, sementara Nasrallah sebagian besar menghindari sorotan setelah perang antara kelompok tersebut dan Israel pada 2006.

Sejak kematian Nasrallah akibat gempuran udara Israel pada 27 September, Qassem tiga kali tampil di televisi. Ia menggunakan bahasa Arab yang lebih formal, berbeda dari bahasa sehari-hari Lebanon yang sering digunakan oleh Nasrallah.

Dengan karisma dan kemampuan berbicara yang tidak sebaik Nasrallah, Qassem menyatakan bahwa kelompok tersebut akan segera mencari pengganti Nasrallah yang telah tewas.

Ia menyatakan bahwa kemampuan militer Hizbullah masih terjaga dan mendukung upaya juru bicara parlemen, Nabih Berri, untuk memediasi gencatan senjata.

Dalam pidato terakhirnya pada 15 Oktober, Qassem menyatakan bahwa gencatan senjata adalah satu-satunya cara bagi Israel untuk memastikan kembalinya penduduknya ke wilayah utara.

Perang Israel-Hizbullah meletus bulan lalu setelah hampir setahun terjadi baku tembak lintas perbatasan antara keduanya.

Pada 23 September, Israel meningkatkan serangannya terhadap benteng pertahanan Hizbullah, mengirim pasukan darat, dan membunuh anggota pimpinan tertinggi kelompok tersebut satu per satu.

Perang tersebut mengakibatkan lebih dari 1.700 kematian di Lebanon sejak 23 September, menurut penghitungan AFP dari data kementerian kesehatan. Namun, jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena adanya kesenjangan dalam data.

Militer Israel melaporkan kehilangan 37 tentara dalam operasi mereka di Lebanon sejak dimulainya operasi darat pada 30 September.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI