KABINET MERAH PUTIH

Soal Kabinet Gemuk, CSIS: Sesuai Kebutuhan Presiden Prabowo

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 25 Oktober 2024 | 16:54 WIB
Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes (SinPo.id/ YouTube CSIS)
Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes (SinPo.id/ YouTube CSIS)

SinPo.id - Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menilai, ada beberapa alasan mengapa Presiden RI Prabowo Subianto membentuk Kabinet Merah Putih menjadi gemuk. Diantaranya, karena ingin menjaga stabilitas politik.

"(Kabinet) Gemuk karena ada kebutuhan dari presiden untuk memastikan stabilitas politik di parlemen dan di luar parlemen," kata Arya dalam diskusi bertajuk 'Merespons Kabinet Prabowo-Gibran: Implikasi, Risiko, dan Masukan', di Jakarta, Jumat, 25 Oktober 2024.

Arya mengingatkan bahwa Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo, jumlah perolehannya di DPR RI, bahkan tidak sampai 100 kursi. Selain itu, Prabowo juga mengakomodir 

tim pemenangannya masuk ke Kabinet Merah Putih (KMP). 

"Pertanyaannya adalah kenapa Presiden Prabowo membentuk kabinet gemuk? Pertama kita harus ingat Gerindra bukan partai pemenang di legislatif. Gerindra hanya mendapatkan 86 dari 580 kursi di DPR hanya 14 persen," ucap Arya. 

Arya menyampaikan, ada beberapa hal menarik terkait stabilitas politik di luar parlemen. Dimana, partai-partai yang tidak mendapatkan kursi di DPR RI, tetap diakomodasi di pemerintahan Prabowo-Gibran, seperti PSI, PBB, Partai Garuda, Partai Prima dan Partai Gelora.

Kemudian, kelompok kepentingan, kelompok bisnis, keagamaan, relawan,  kelompok penekan, mantan aktivis mahasiswa, tokoh media, tokoh HAM, juga diakomododir oleh Prabowo. Dan, Prabowo kemungkinan juga ingin ada transformatif pada isu strategisnya.

Lebih lanjut, Arya menilai, sebenarnya komposisi kabinet Prabowo justru tidak begitu besar, hanya rata-rata 70 persen jika dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya.

"Koalisi pemilu Prabowo 45,39 persen, koalisi pemerintahan 69,14 persen. Apakah gemuk? Sebenarnya dibandingkan periode pertama Pak Jokowi (koalisi pemilu 36,96 persen, koalisi pemerintahan 68,93 persen), periode pertama Pak SBY (Koalisi pemilu 40,36 persen koalisi pemerintahan 74,18) dan periode kedua Pak SBY (koalisi pemilu 56,61 persen koalisi pemerintahan 75,54 persen). Situasinya tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kecil hanya 70 persen," kata Arya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI