Hari Pangan Sedunia 2024, Jokowi: Ketahanan Pangan Pondasi Kesejahteraan Bangsa
SinPo.id - Presiden Joko Widodo menegaskan, ketahanan pangan merupakan aspek penting dalam membangun kesejahteraan bangsa. Karena itu, ia memberikan perhatian penuh pada sektor ini.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam rangka Hari Pangan Sedunia atau World Food Day yang diperingati setiap 16 Oktober.
"Ketahanan pangan adalah pondasi bagi kesejahteraan bangsa," kata Jokowi lewat akun instagramnya, Rabu, 16 Oktober 2024.
Jokowi mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta membangun ekosistem pangan agar menjadi lebih mandiri. Sektor ketahanan pangan ini juga akan menjadi fokus presiden terpilih Prabowo Subianto mendatang.
"Di Hari Pangan Sedunia ini, mari kita fokus pada pembangunan sistem pangan yang mandiri dan berkelanjutan, demi masa depan yang lebih cerah," kata Jokowi.
Sebagai informasi, peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) berawal dari konferensi ke-20 Organisasi Pangan dan Pertanian PBB yaitu Food and Agriculture Organization (FAO) yang diadakan pada November 1976 di Roma, Italia. Dalam konferensi itu, diambil keputusan melalui resolusi Nomor 179 mengenai Hari Pangan Sedunia.
Resolusi ini disetujui oleh 147 negara anggota FAO, termasuk Indonesia, dan ditetapkan bahwa mulai tahun 1981, semua negara anggota FAO akan merayakan Hari Pangan Sedunia setiap tanggal 16 Oktober.
Tujuan peringatan Hari Pangan Sedunia, untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat internasional terhadap pentingnya penanganan masalah pangan di tingkat global, regional, dan nasional.
Dalam peringatan Hari Pangan Sedunia, FAO menetapkan tema berbeda setiap tahunnya. Adapun tahun 2024 ini, tema yang diusung, yaitu "Right to foods for a better life and a better future" atau "Hak atas pangan untuk kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang lebih baik."
Tema tersebut ditetapkan berdasarkan masalah pangan yang dihadapi dunia saat ini dimana saat ini sekitar 733 juta orang menghadapi kelaparan akibat guncangan cuaca, konflik, kemerosotan ekonomi, ketidaksetaraan, dan pandemi.
Dampak paling parah dirasakan oleh masyarakat miskin dan rentan, terutama rumah tangga petani, yang mencerminkan ketidaksetaraan yang meluas di dalam dan antar negara.