KTT ASEAN

Hadiri KTT ASEAN di Laos, Indonesia Sebut Ada Inisiatif yang Perlu Jadi Perhatian

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 06 Oktober 2024 | 22:21 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi (SinPo.id/ Dok. Kemenko Perekonomian)
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi (SinPo.id/ Dok. Kemenko Perekonomian)

SinPo.id - Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, mengucapkan selamat kepada Laos atas keketuaannya dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-44 dan ke-45 ASEAN.

”Saya ucapkan selamat kepada Laos atas Keketuaan di ASEAN 2024," kata Edi, di Vientiane, Laos, Minggu 6 Oktober 2024.

Menurutnya, di antara isu-isu ekonomi yang dibahas dalam Pertemuan Tingkat Pejabat Senior Bidang Ekonomi (SEOM), terdapat beberapa inisiatif yang perlu menjadi perhatian.

"Ada beberapa inisiatif yang perlu menjadi perhatian kedepan yaitu penguatan infrastruktur pariwisata, penekanan pada isu geopolitik dan geoekonomi, identifikasi potensi kerja sama dengan mitra ASEAN termasuk Gulf Cooperation Council (GCC),” tuturnya.

Mengangkat tema "Enhancing Connectivity and Resilience", Laos memiliki misi utama untuk mempromosikan konektivitas infrastruktur, mempersempit kesenjangan pembangunan, mempromosikan integrasi ekonomi, mendorong hubungan antar masyarakat, serta memperkuat hubungan ASEAN dengan mitra eksternal.

Untuk mendukungnya, prioritas ekonomi Laos fokus pada tiga strategi utama, yaitu integrasi dan konektivitas, inklusivitas, dan keberlanjutan.

Di samping itu, kata Edi, ASEAN saat ini juga mempunyai beberapa inisiatif terkait dengan isu keberlanjutan seperti netralitas karbon, ekonomi biru, ekonomi sirkular dan lain sebagainya.

“Kita mempunyai banyak inisiatif untuk agenda keberlanjutan, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita merumuskan rencana aksi yang strategis untuk menjalankan berbagai inisiatif tersebut,” ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut, para pejabat senior juga membahas dokumen-dokumen yang memerlukan adopsi, pengesahan, atau notasi dari Dewan MEA.

Dokumen-dokumen tersebut selanjutnya akan menjadi dasar kerangka dan implementasi kerja sama kawasan di bidang ekonomi, termasuk terkait dengan ekonomi inklusif, pertanian berkelanjutan, ekoturisme, hingga kecerdasan buatan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI