Menkeu Sebut Penurunan Kelas Menegah Disebabkan Inflasi

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 23:14 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (SinPo.id/dok. Kemenkeu)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (SinPo.id/dok. Kemenkeu)

SinPo.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, penyebab turunnya kelas menegah sekitar 9,48 juta jiwa, karena kenaikan harga atau inflasi yang sempat tinggi.

"Penurunan kelas menengah biasanya karena inflasi. Dengan inflasi tinggi, maka garis kemiskinan naik, mereka tiba-tiba akan jatuh ke bawah," kata Menkeu dalam keterangannya pada Sabtu, 5 Oktober 2024. 

Disisi lain, menurut Menkeu, masih ada kelompok miskin yang naik kelas menuju kelas menengah atau aspiring middle class.

"Jadi dalam hal ini kita melihat adanya dua indikator, yang miskin naik, tapi yang kelas menengah turun," tuturnya.

Selain itu, lanjut Menkeu, di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) juga masih banyak rerbukanya lapangan kerja di sejumlah sektor.

"Menurut statistik, 11 juta lebih dalam 3 tahun terakhir angkatan kerja baru atau lapangan kerja baru terbuka, tapi ada PHK. Jadi ini semuanya harus dilihat secara keseluruhan," tukasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 47,85 juta jiwa pada 2024 atau setara dengan 17,13 persen, proporsi masyarakat. 

Jumlah itu menurun dibandingkan 2019 yang mencapai 57,33 juta jiwa atau setara 21,45 persen dari total penduduk. Artinya terjadi penurunan sebanyak 9,48 juta jiwa.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI