Brigjen Faizal Beberkan Proses Pembebasan Pilot Philip yang Disandera KKB di Papua

Laporan: Sigit Nuryadin
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 21:40 WIB
Kepala Satgas Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani. (SinPo.id/Dok. Satgas Cartenz)
Kepala Satgas Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani. (SinPo.id/Dok. Satgas Cartenz)

SinPo.id - Kepala Satgas Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani membeberkan proses pembebasan pilot Susi Air Kapten Phillip Mark Mehrtens yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sejak Februari 2023 silam. 

Faizal mengatakan proses pembebasan pilot Philip sangatlah panjang. Adapun proses tersebut dilakukan dengan negosiasi yang didukung oleh sejumlah pihak. 

"Awal-awal kita hanya melakukan penegakan hukum. Untuk negosiasi diinisiasi oleh Polda dan kodam," kata Faisal dalam Bincang Spesial SinPo TV pada Sabtu, 5 Oktober 2024.

Kemudian, kata dia, sejak dirinya menjadi Wakapolda Papua, negosiasi tersebut dilanjutkan dengan mencari tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki hubungan dengan KKB Egianus Kogoya. 

"Kita identifikasi siapa-siap saja yang memiliki hubungan kekerabatan dan hubungan adat dari kelompok-kelompok kriminal bersenjata punya hubungan langsung," ungkap dia. 

Usai mengidentifikasi, dia menyebut tim melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh tersebut untuk membantu negosiasi ke KKB agar membebaskan pilot Philip. 

"Kita melakukan pertemuan yang sangat panjang, nah ini yang harus sabar," tutur Faizal. 

Lebih jauh, Faizal mengungkapkan, tepatnya tiga bulan yang lalu, tim berhasil bertemu dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya dan mendapati peluang negosiasi ini dapat berhasil. 

"Dalam tiga bulan terakhir ada perkembangan signifikan kemudian kita ketemu kelompok nduga kelompok kogoya hasilnya ada peluang lalu coba kita dalami lagi sampai akhinya di bulan yang lalu kita bakar batu,"  ucap dia. 

"Bakar batu itu suatu prosesi adat di masyarakat Papua pegunungan sehingga dalam hal ini kita ada kata sepakat seperti itu, setalah itu ok clear," sambung dia. 

Akhirnya, lanjut Faizal, tanggal 21 September pihaknya mengirim dua tim. Tim pertama untuk membawa bahan makanan dan tim kedua untuk penjemputan pilot Philip.

"Ya pada prinsipnya setiap apapun dalam tugas melakukan perencanaan, prinsipnya kan gagal melakukan perencanaan kita merencanakan kegagalan kan gitu," katanya. 

"Jadi ya harus kita rencanakan dahulu sehingga kita paham nih bayangannya, apa nih goal setting dlu , tujuannya adalah pilot Philip dilepaskan," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI