79 Tahun Tentara Kita, Tantangan dan Ujian Menjaga Kedaulatan

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:23 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)

Memasuki usianya memasuki ke-79 tahun, TNI menghadapi beragam tantangan. Mulai Konflik Global, Alustista bekas hingga kesejahteraan prajurit yang masih perlu perhatian negara

SinPo.id -  Seribu lebih alat utama sistem senjata (alutsista) dari tiga matra meraikan parade upacara peringatan HUT Ke-79 TNI di lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada 5 Oktober 2024. Kemeriahan itu sebelumnya disiapkan dalam kegiatan geladi kotor sejak Senin 30 September 2024 lalu.

“Secara menyeluruh menggabungkan latihan yang sebelumnya dilaksanakan secara parsial atau per bagian mulai dari upacara parade, demonstrasi, defile pasukan dan alutsista,” ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto, saat persiapan HUT TNI.

Puncak peringatan HUT Ke-79 TNI di Monas juga melibatkan 100 ribu prajurit dikerahkan sebagai pasukan peserta upacara, pengawak alutsista, peserta demonstrasi, defile pasukan, dan petugas pengamanan.

“Sedangkan parade alutsista, ada 1.059 jenis dari tiga matra yang dikerahkan oleh TNI untuk upacara itu. Alutsista itu mencakup kendaraan taktis, kendaraan tempur, tank-tank amfibi, truk pengangkut pasukan, dan sistem peluncur senjata,” ujar Hariyanto menjelaskan.

Menurut Hariyanto, usai upacara yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, prajurit TNI dari tiga matra bakal menampilkan sejumlah demonstrasi atau unjuk kemampuan. Di antaranya demonstrasi bela diri, demonstrasi pasukan berkuda dari Kavaleri TNI AD, terjun payung atau free fall, demonstrasi kemampuan anti-drone, pertunjukan aerobatik dari penerbang TNI Angkatan Udara Jupiter Aerobatic Team (JAT) dan dari penerbang TNI Angkatan Laut Rajawali Flight.

Kemeriahan HUT itu menjadi saksi kekuatan pertahanan negara meski diakui kondisi itu tak sepenuhnya sempurna, karena pengaadaan Alutsista  memerlukan sejumlah proses.

Konflik Global, Alustista Bekas Hingga Kesejahteraan Prajurit

Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai selama ini pemilihan pengadaan Alutsista TNI sudah menggunakan mekanisme yang benar. Namun, negara lain sebagai produsen, juga tidak selalu menjual produk Alutsista yang Indonesia butuhkan.

"Beberapa kali proses pemilihan dan pengadaan Alutsista menginginkan produk yang betul-betul baru, tetapi kenyataan yang ada ternyata hanya tersedia produk bekas," kata Nuning, Senin, 30 September 2024.

Sedangkan produk Alutsista baru harganya sangat mahal dan proses konstruksi bisa empat hingga lima tahun. Hal itu menjadi salah satu alasan Indonesia terpaksa membeli Alutsista bekas. Ditambah, tuntutan waktu dan alokasi anggaran, acapkali lebih menonjol dibandingkan mutu Alutsista.

"Oleh karenanya kita harus mampu membeli Alutsista yang kita butuhkan sesuai dengan kemampuan anggaran dan ketersediaan dari negara produsen," kata  Susaningtyas atau akrap disapa Nuning.

Menurut Nuning, kemandirian produksi Alutsista merupakan elemen vital dalam mencapai efektifitas Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Hal itu dibutuhkan riset yang berkelanjutan untuk inovasi produk Alutsista di masa mendatang,

Sedangkan pola operasi militer di dalam Sishankamrata, baik pada masa damai maupun masa perang, menggunakan paradigma Defensif-Aktif.  Pola operasi tidak ditujukan untuk tujuan menyerang negara lain, tapi ditujukan untuk bertahan dari serangan negara manapun.

“Meskipun pemikian, pola operasi pertahanan tidak bersifat pasif, melainkan harus aktif," kata Nuning menjelaskan.

Sedangkan Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menyebut salah satu tatantang TNI munculnya ketegangan yang meningkat di Laut China Selatan, ini menjadi tantangan khususnya Angkatan Laut (AL).

"Penguatan armada laut, terutama dalam hal kapal selam dan kapal patroli, serta peningkatan kerja sama internasional di kawasan Indo-Pasifik akan menjadi kunci untuk mempertahankan stabilitas dan kedaulatan Indonesia di wilayah ini," kata Fahmi.

Selain itu, Fahmi juga menilai ancaman serangan siber yang semakin nyata, meski TNI sudah mulai merespons dengan membentuk Komando Siber.  Namun ia mengingatkan pentingnya peningkatan infrastruktur dan kapasitas siber masih perlu dipercepat.

“Ditambah perang hibrida yang memadukan operasi militer konvensional dengan serangan siber, propaganda, dan perang informasi, akan menjadi ancaman nyata bagi TNI ke depan,” ujar Fahmi menjelaskan.

Fahmi mengakui TNI telah melakukan langkah signifikan untuk modernisasi alutsista, termasuk pengadaan pesawat tempur, kapal selam, dan tank. Meski diakui banyak alutsista yang masih perlu diperbarui atau ditingkatkan kemampuannya untuk menghadapi ancaman yang lebih maju. Di antaranya  untuk penguatan pertahanan udara dan maritim yang juga menjadi prioritas, mengingat semakin kompleksnya ancaman lintas negara.

"Kunci kesuksesan TNI di masa depan adalah modernisasi yang berkelanjutan dan penguatan hubungan dengan masyarakat," katanya.

Selain sejumlah persoalan itu, Fahmi juga menyebut masalah kesejahteraan prajurit TNI sangat berperan penting dalam performa menjaga kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia. Kesejahteraan prajurit berupa gaji, hingga rumah layak, harus menjadi perhatian serius pemerintah.

"Kesejahteraan prajurit adalah isu yang tidak bisa dipisahkan dari performa institusi. Peningkatan kesejahteraan, mulai dari gaji, tunjangan, hingga perumahan dan fasilitas kesehatan bagi prajurit dan keluarganya, sangat penting untuk menjaga moral dan kinerja pasukan," katanya.

Meski pemerintah telah meningkatkan anggaran untuk kesejahteraan prajurit TNI, dengan menaikkan gaji sesuai pangkat aparat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2024 tentang Peraturan Gaji Anggota Tentara Nasional Indonesia. Namun diakui masih ada beberapa yang perlu mendapat perhatian lebih, seperti perumahan yang layak.

Hal itu mengacu masih banyak prajurit terutama yang bertugas di wilayah terpencil, belum memiliki akses ke perumahan yang layak. "Penyediaan fasilitas perumahan yang lebih baik akan meningkatkan kesejahteraan mereka secara signifikan," kata Fahmi menjelaskan.

Kebijakan Anggaran TNI di Senayan

Wakil Ketua DPR RI Periode 2019-2024, Lodewijk Freidrich Paulus, sebelumnya mengatakan anggaran TNI tahun 2025 juga sangat tinggi, yakni sebesar Rp166 triliun. Sehingga hal tersebut harus dimanfaatkan dengan baik untuk pertahanan dan kepentingan bangsa.

“2025 juga dapat anggaran Rp166 triliun itu termasuk tinggi. Nah mungkin beda-beda dikit dengan PUPR,” ujar Lodewijk yang menilai jumlah angaran itu membuktikan kepedulian pemerintah kepada pertahanan cukup besar.

Ia mengatakan figur Prabowo Subianto sebagai presiden pada pemerintahan mendatang diyakini akan memperkuat TNI. Ia berharap, di usia TNI ke-79 dapat membuat semakin profesional, semakin modern, dan semakin dekat dengan rakyat.

"Nanti kita lihat figur pak Prabowo itu dari militer tentunya akan memberikan nilai tambah untuk bagaimana diplomasi militer itu dilakukan. Sehingga pada gilirannya TNI makin kuat, makin jaya," kata Lodewijk menjelaskan.

Sementara itu anggota DPR RI periode 2019-2024, Dave Laksono, menilai penyerapan anggaran TNI selama lima tahun terakhir berlangsung dengan baik. Bahkan, penyerapan anggaran Militer Indonesia itu mendekati angka sempurna.

"Penyerapan anggaran TNI selama lima tahun terakhir telah berlangsung dengan sangat baik. Kita lihat penyerapannya itu selalu mendekati 100 persen," kata Dave.

Menurut Dave, TNI telah membuktikan jika anggarannya terserap dengan jelas. Mulai dari pengadaan persenjataan, peralatan tempur, peralatan teknis, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

"Dan juga transformasi ke dunia digital, terus berjalan dengan baik walaupun belum sepenuhnya selesai. Karena memang ini kan adalah program berjalan," katanya.

Ia berharap Menteri Pertahanan (Menhan) baru nanti dapat sejalan dengan visi misi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. "Siapa pun Menhan itu yang dipilih oleh Presiden terpilih Prabowo, itu pasti yang sejalan dengan visi-visi dan akan sanggup dan mampu melanjutkan, menyelesaikan, menyempurnakan semua yang telah dirintis di dalam pemerintahan Presiden Jokowi hari ini," kata Dave menegaskan. (*)

BERITALAINNYA
BERITATERKINI